Selamat Datang di Web Jendela Keluarga Aris Nurkholis - Ratih Kusuma Wardani

Jendela Keluarga: Mewujudkan Keluarga Islami

Keluarga muslim adalah keluarga yang dibangun atas dasar nilai-nilai keislaman, Setiap anggota keluarga komintmen terhadap nilai-nilai keislaman. Sehingga keluarga menjadi tauladan dan lebih dari itu keluarga menjadi pusat dakwah Islam.

Merajut Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah

Keluarga sakinah adalah keluarga yang semua anggota keluarganya merasakan cinta kasih, keamanan, ketentraman, perlindungan, bahagia, keberkahan, terhormat, dihargai, dipercaya dan dirahmati oleh Allah SWT.

Cinta Tanpa Syarat

Ketika suami dan isteri sudah menetapkan “cinta tanpa syarat” dan saling memahami, maka perbedaan dan pertengkaran tidak membesar menjadi konflik yang merusakkan kebahagiaan keluarga.

Cinta Tidak Harus Dengan Kata

Mencintai dengan sederhana, adalah mencintai “dengan kata yang tak sempat diucapkan” dan “dengan isyarat yang tak sempat disampaikan”.

Komunikasi dan Interaksi Penuh Cinta

Hal yang sangat vital perannya dalam menjaga keharmonisan rumah tangga adalah interaksi dan komunikasi yang sehat, komunikasi yang indah dan melegakan serta komunikasi penuh cinta antara seluruh anggotanya.

Tuesday, February 24, 2015

Badmood (dalam) Berjamaah?

 

Jendela-Keluarga.com - Lazimnya dalam sebuah perkumpulan, hidup berada dalam satu atap organisasi atau jamaah, tak akan ada yang 100 % mulus tanpa hambatan. Terlebih kita adalah manusia, dengan segala keunikan karakter, latar belakang, dan tentunya style masing-masing orang berbeda.

Wajar bila dalam perjalanan hidup berjamaah, sesekali seorang anggota-kader-simpatisan, merasakan badmood (al-majaz as-salbi). Efeknya bisa beragam: 1. Pasif, tetap bergabung tapi minim kontribusi; 2. Berhenti sejenak, untuk menetralisir suasana; 3. Kritis, dengan tetap mengedepankan etika dan adab berjamaah; 4. Merusak, menebar aib lalu menyerang.

Uniknya, penyikapan terhadap suasana badmood selalu reaktif dan bukan persuasif antisipatif. Katakanlah seorang qiyadah atau pimpinan bukan muhasabah (melihat ke dalam) namu acap menunjuk hidung, mencari kambing hitam, tanpa pernah menyentuh substansi permasalahan. Akhirnya borok kecil yang terus dirojok pun menganga, mengakibatkan infeksi, pendarahan, dan ujung-ujungnya amputasi.
Ada baiknya sebagai kader-kader dakwah, yang tiada lain harapan Indonesia masa depan. Ada baiknya kita menerapkan tarbiyyah dzatiyah untuk diri kita di semua level dan tingkatan pembinaan. Tarbiyah dzatiyah tersebut adalah:
  1. Tidak memelihara negative thingking.
Istilah kata, mengedepankan salamatush shadr (kelapangan dada). Sebab memelihara pemikiran negatif, sama saja dengan merawat penyakit. Ini rahasianya, mengapa larangan al-ghill dan zhann itu justru bagi orang-orang beriman kepada sesama orang beriman.
  1. Tentukan pilihan: Bahagia berjamaah dan Bahagiakan jamaah!
Tak ada kebahagiaan saat hidup menyendiri. Namun bila berjamaah malah menambah resah, maka ada dipastikan ada yang salah! Karena pada dasarnya, berjamaah itu mendatangkan bahagia. Maka tugas kita pun membahagiakan jamaah. Abu Dzar Al-Ghiffari pernah menasihati dalam konteks seni berhubungan antar manusia, “Tipe manusia itu jika dikritik, pasti akan mengkritik balik. Jika kau tinggalkan (tak perhatikan), maka ia pun akan meninggalkan (tak perhatikan) kamu. Manusia itu tawanan kebaikan.”
Prinsip berjamah adalah merangkai amal-amal kebaikan. Tidak fokus pada kritik, pun tidak antikritik. Menawan sebanyak mungkin orang dengan kebaikan-kebaikan. Itulah kebahagiaan!
  1. Fokus pada hal positif, apapun itu!
Tak ada yang sempurna di dunia ini. Kesempurnaan hanya milik Allah. Ketika kita cenderung mencari kesempurnaan dari jamaah, siap-siaplah kecewa. Saat kita mencari pribadi sempurna, siap-siap terhina! Berjamaah itu batu-bata menuju keridhaan Allah, bukan menuju kesempurnaan. Maka tarbiyah mengajarkan, kita semua adalah juru-juru kebaikan bukan juru-juru penghakiman.
  1. Menutup celah pada waswasil khannas minal jinnati wannaas.
Bisikkan, provokasi, bahkan iming-iming adalah bagian dari upaya melanggengkan penyakit hati. Jangan salah mencari teman curhat/curcol. Bisikan jin dan manusia itu tak kenal marhalah/level/jenjang tarbiyah seseorang. Siapapun bisa dihinggapi, tanpa sadar. Cemburu. Iri dengki. Tidak puas. Malah perasaan senioritas, justru menjadi penyakit akut yang belum tuntas hingga detik ini.
  1. Istafti qalbaka, dengarkan suara hati.
Bila badmood hinggap, segera tanyakan pada hati: untuk apa sebenarnya kita hidup berjamaah? Menjadi anggota dewan? Menjadi pejabat? Mendapat proyek Gubernur/bupati/walikota? Atau meraih ridha Allah Ta’ala? Tentu hati nan selalu basah dengan dzikrullah, ma’tsurat, dan dzikir Qurani. Adapun hati yang sudah bersemayam ghill, suu zhann, tak patut diminta pendapat.
  1. Tulis besar-besar 3 hal positif yang kita rasakan saat berjamaah!
Jangan buang-buang waktu. Usia kita makin tua. Jalan juang masih terlalu panjang. Jika kita hanya mengurusi sakit hati, tersinggung, atau perasaan terpinggirkan, itu sama halnya kita menyerahkan masa depan umat ini kepada srigala-srigala Yahudi-Salibis-Syiah.

Ada baiknya kita tulis, 3 hal positif! Lakukan dengan benar! Tulis dengan stabilo tebal! Hujamkan dalam hati, bahwa badmood itu hanyalah wabah!

Inilah pola tarbiyah dzatiyah yang dilakukan baginda Nabi saw., pola tarbiyah dzatiyah  berkesinambungan. Mulai dari Al-Arqam bin Abil Arqam, hingga tarbiyah maidaniyah di medan perjuangan. Tarbiyah yang beliau lakukan, memunculkan mutiara terpendam dari potensi kader-kader dakwah Islam. Tarbiyah itulah yang memoles style dan memperhalus karakter. Semoga!

Lomba Foto Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015

 

Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2015, Pusat Informasi dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PIH Kemdikbud), menyelenggarakan Lomba Foto Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 2015.

Tema Lomba adalah: “Penguatan Pelaku Pendidikan: siswa, guru, orangtua, dan kepala sekolah”

Subtema:
  1. Sekolah sebagai tempat yang menyenangkan
  2. Pendidikan sebagai proses kegembiraan
  3. Memuliakan guru
  4. Peran orangtua dan guru dalam membangun karakter kejujuran siswa

Kriteria Lomba:

  1. Kategori lomba foto meliputi 3 kategori yaitu kategori pelajar, kategori guru dan/atau orangtua siswa, serta kategori wartawan.
  2. Foto adalah karya asli, tidak rekayasa, duplikatif, replikatif, ataupun reproduksi.
  3. Foto belum pernah/tidak sedang diikutsertakan dalam lomba apapun.
  4. Fotografer bukan pegawai Kemdikbud Pusat.
  5. Pengambilan foto dapat menggunakan kamera DSLR, kamera saku, maupun kamera smartphone high resolution.
  6. Peserta dapat mengirimkan maksimal 5 foto.
  7. Pengiriman foto dalam format JPEG dengan ukuran maksimum 2,50 MB per foto, resolusi 72 per inch, berwarna (full colour), dan dibuat pada tanggal 1 Januari s.d 2 April 2015, ke email: lombafoto@kemdikbud.go.id, paling lambat tanggal 2 April 2015, pukul 16.00 WIB, dengan mencantumkan judul foto dan narasi singkat.
  8. Setiap peserta wajib melampirkan identitas pengirim yaitu: nama lengkap, akun twitter, alamat, email, nomor telpon/handphone, fotocopy Kartu Pelajar untuk pelajar, fotocopy KTP/SIM dan Kartu Keluarga untuk guru dan/atau orangtua siswa.
  9. Semua foto yang disertakan dalam lomba, wajib diunggah di akun twitter peserta dengan mention ke akun @kemdikbud_RI dan menggunakan tagar #lombafotokemdikbud.
  10. Khusus kategori wartawan, karya fotonya sudah pernah dimuat di media cetak atau media online, disertai bukti pemuatan dan melampirkan kartu pers.
  11. Karya Foto yang telah dikirim menjadi milik panitia untuk kepentingan publikasi dan hak siar Kemdikbud.
  12. Pengumuman hasil lomba melalui www.kemdikbud.go.id, facebook Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, serta twitter @kemdikbud_RI pada bulan Mei 2015.
  13. Pemenang I, II, dan III tiap kategori berhak atas piagam penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan uang tunai masing-masing sebesar:
          Juara I : Rp 10.000.000 (dipotong pajak)
          Juara II : Rp   7.500.000 (dipotong pajak)
          Juara III : Rp   5.000.000 (dipotong pajak)
  1. Keputusan panitia bersifat final dan tidak bisa diganggu gugat. Panitia berhak menggugurkan karya foto apabila diketahui tidak sesuai dengan kriteria lomba.

Sunday, February 22, 2015

Lomba Menulis Surat Remaja 2015 Berhadiah Total Rp36 Juta

 

Jakarta, Kemendikbud --- Pemerintah terus berupaya mendukung peningkatan minat menulis dan membaca generasi bangsa melalui berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang diselenggarakan pada tahun ini adalah Lomba Menulis Surat Remaja Nasional 2015.

Lomba Menulis Surat Remaja 2015 diperuntukkan bagi remaja berusia maksimal 15 tahun. Lomba ini berlangsung pada 9 Februari hingga 9 Maret 2015. Peserta harus menulis surat sesuai dengan tema yang diangkat, yaitu “Dunia yang Kamu Inginkan untuk Tumbuh dan Berkembang”.

Surat yang ditulis harus terdiri atas 500 s.d 800 kata. Surat tersebut dapat ditujukan pada teman, keluarga masyarakat di sekitar tempat tinggal, guru, tokoh yang diidolakan, keluarga, pemerintah, organisasi internasional dan lainnya. Bentuk dan teknik penyajian surat juga harus sesuai dengan tata penulisan surat pada umumnya , misalnya pencantuman tempat dan tanggal pengiriman, alamat surat yang dituju, salam pembuka/penutup dan tandatangan pengirim surat.

Kegiatan Lomba Menulis Surat Remaja 2015 ini diselenggarakan oleh Direktorat Pos, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain sebagai ajang kompetisi untuk meningkatkan kreativitas, Lomba Menulis Surat Nasional juga bertujuan untuk memasyarakatkan layanan jasa pos.

Penyelenggaraan lomba ini juga sebagai bentuk partisipasi Indonesia dalam International Letter-Writing Competition for Young People 2015 yang diadakan oleh Universal Postal Union (UPU) atau Perhimpunan Pos Sedunia. Surat terbaik (pemenang pertama) akan diikutsertakan pada International Letter Writing Competition for Young People 2015. 

Para pemenang Lomba Menulis Surat Remaja 2015 akan mendapat penghargaan berupa trofi, sertifikat dan kompensasi hak cipta penulisan dalam bentuk tunai dengan perincian Rp17 juta untuk pemenang pertama, Rp10 juta untuk pemenang kedua, dan Rp9 juta untuk pemenang ketiga.

Karya (surat) selambat-lambatnya harus masuk pada 9 Maret 2015 (cap pos), dan dikirimkan ke alamat:
Panitia Lomba Menulis Surat remaja Nasional 2015

Direktorat Pos
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Gedung Sapta Pesona, lantai 6
Jalan Medan Merdeka Barat No. 17
Jakarta 10110.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor telepon 0213835927, telepon selular 082112348144 (Wahyu) dan 081354764282 (M.Fadh), faks : 02138362870, dan email : prangko@postel.go.id. (Desliana Maulipaksi)