Komunikasi diperlukan sebagai salah satu sarana memacu kemampuan kerja otak. Berkomunikasi secara intelektual dapat memicu efisiensi otak. Jarangnya berkomunikasi akan menyebabkan kemampuan intelektual otak jadi kurang terlatih.
Jendela Keluarga: Mewujudkan Keluarga Islami
Keluarga muslim adalah keluarga yang dibangun atas dasar nilai-nilai keislaman, Setiap anggota keluarga komintmen terhadap nilai-nilai keislaman. Sehingga keluarga menjadi tauladan dan lebih dari itu keluarga menjadi pusat dakwah Islam.
Merajut Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah
Keluarga sakinah adalah keluarga yang semua anggota keluarganya merasakan cinta kasih, keamanan, ketentraman, perlindungan, bahagia, keberkahan, terhormat, dihargai, dipercaya dan dirahmati oleh Allah SWT.
Cinta Tanpa Syarat
Ketika suami dan isteri sudah menetapkan “cinta tanpa syarat” dan saling memahami, maka perbedaan dan pertengkaran tidak membesar menjadi konflik yang merusakkan kebahagiaan keluarga.
Cinta Tidak Harus Dengan Kata
Mencintai dengan sederhana, adalah mencintai “dengan kata yang tak sempat diucapkan” dan “dengan isyarat yang tak sempat disampaikan”.
Komunikasi dan Interaksi Penuh Cinta
Hal yang sangat vital perannya dalam menjaga keharmonisan rumah tangga adalah interaksi dan komunikasi yang sehat, komunikasi yang indah dan melegakan serta komunikasi penuh cinta antara seluruh anggotanya.
Tuesday, June 24, 2014
Sepuluh Kebiasaan yang Dapat Merusak Otak
Komunikasi diperlukan sebagai salah satu sarana memacu kemampuan kerja otak. Berkomunikasi secara intelektual dapat memicu efisiensi otak. Jarangnya berkomunikasi akan menyebabkan kemampuan intelektual otak jadi kurang terlatih.
Tuesday, June 17, 2014
Video Inspiratif dari Rusia Orang Terharu dan Menagis Melihatnya
Anak-anak Itu...
Jendela Keluarga: Suara tangisan anak kita yang masih kecil, kegaduhan mereka karena bertengkar dengan kakaknya, kerepotan yang muncul akibat mengurus anak-anak di pagi hari menjelang mereka berangkat sekolah, semua itu adalah orkestra yang sangat indah dan merdu di kalbu.
Mungkin sebagian dari kita saat ini merasakan itu semua sebagai beban yang melelahkan. Padahal mestinya dinikmati saja sebagai alunan musik dan simfoni alami di dalam kehidupan keluarga selama anak-anak lucu itu masih bersama dengan kita. Waktunya tidak lama.
Kelak pada masanya mereka akan berpisah dengan kita. Mungkin karena belajar di pesantren atau boarding school, mungkin karena kuliah di kota yang berbeda dengan tempat tinggal kita, mungkin karena sudah hekerja dan bahkan memiliki keluarga. Apapun alasannya, satu per satu anak-anak itu akan berpisah dengan kita...
Hingga akhirnya kita tinggal berdua saja di rumah, tanpa mereka... Saat itulah kita akan merasakan kerinduan yang amat sangat... Suara tangisan itu, rengekan itu, keributan itu, pertengkaran itu, kegaduhan itu.... Sekarang tidak ada lagi. Rumah kita menjadi sepi.
Maka, selagi mereka masih bersama kita, nikmati saja semua kegaduhannya. Sungguh, waktunya tidak lama. Hanya sebentar saja.
Oleh: Ustd. Cahyadi Takariawan
Monday, June 16, 2014
Karakteristik Rumah Tangga Islami
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik(^) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, ( ) pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”.( QS,Ibrohim: 24-25 )
1. Memelihara aspek TAUHID
Sebuah Rumah tangga berstatus islami manakala azaz penegakannya didasari Tauhidullah, sebab seluruh orientasi hidup ini akan sangat ditentukan oleh azaznya. Dari sinilah maka Rasulullah Saw mensyari’atkan penanaman Tauhid kepada ummatnya dimulai sejak usia dini yaitu ketika manusia baru terlahir dari rahim sang ibundanya untuk diadzankan.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Turmudzi dari Abu Rofi’ berkata ;
“ Aku melihat Rasulullah Saw mengumandangkan adzan pada telinga Al Hasan bin Ali Ra ketika Fatimah Ra melahirkanya”.
2. Memperhatikan Ibadah dan kepatuhannya kepada Allah
Suasana islami yang tercermin dari keluarga muslim adalah ketaatan dan ibadahnya kepada Allah Swt, upaya menumbuhkan suasana tersebut adalah dengan pembiasaan, untuk terwujudnya hal tersebut maka antara sesama anggota keluarga harus saling menopang.
Dalam upaya menumbuhkan kebiasaan gemar beribadah pada anak-anak maka ajaklah mereka ke masjid, bila datang Romadhon latihlah mereka untuk berpuasa dan seterusnya.
Sabda Rasulullah Saw :
Perintahkan anak-anakmu menjalankan sholat jika mereka sudah berusia tujuh tahun, dan jika sudah berusia sepuluh tahun pukullah mereka jika tidak mau melaksanakannya dan pisahlah tempat tidur mereka”.
3. Menyemai nilai akhlaq Islamiy: Amanah, muraqabah (merasa dalam pengawasan Allah), shidq, dll.
Penyangga utama rumah tangga islami setelah tauhid dan ibadah adalah akhlaq, ia adalah pangkal kedamaian dan sakinah sebuah keluarga. Bila anggota keluaraga telah tertanam dalam perilakunya sifat amanah, jujur, merasa diawasi oleh Allah Swt dalam segala tindak tanduknya, maka kalau di dunia ini ada surga maka itulah ia.
Sabda Rasulullah Saw :
“ Faktor yang paling banyak menyebabkan seorang manusia masuk surga setelah taqwa adalah akhlaq yang baik” ( HR Turmudzi ).
Perhatikan dua kisah berikut ini :
Pertama : Suatu pagi buta seorang ibu penjual susu berkata pada putrinya : nak campur saja susu itu dengan air agar menjadi banyak, Kholifah Umar kan tidak tahu , maka sang anak yang telah di didiknya dengan kejujuran dan muroqobahtullah dengan santun menjawab; mohon maaf ibu, kalau Amirul mu’minin tidak tahu maka Allah Swt Maha Mengetahui.
Kedua : Suatu siang disebuah lembah di luar Madinah Umar Ra berjumpa dengan seorang penggembala kambing yang sedang menggembalakan ratusan gembalanya, lalu Umar Ra bertanya: hai Abdallah bolehkah aku beli seekor saja kambingmu ? jawab penggembala itu: tidak tuan, kambing-kambing ini bukan milik saya. Umar Ra berkata: bukankah gembalaan mu sangat banyak ? andaikata berkurang seekor saja maka tuanmu tidak akan mengetahuinya? Jawab penggembala : benar tuan, pimilik kambing ini tidak tahu, tapi di mana Allah?
4. Penuh perhatian:
Seorang laki-laki sholeh ia begitu perhatian pada istrinya, berkata santun, memenuhi kebutuhannya, dan mencintainya, selalu mengayomi agar istri selalu dalam ketaatan kepada Allah Swt dan Rasul Saw. Dan seorang wanita shalihah ia selalu menyenangkan suami, mentaati perintahnya, dan menjaga kesucian dirinya, berpesan kepada suaminya di pagi hari, dan menanyakan keadaannya di sore hari.
Keduanya sangat perhatian akan keselamatan anak-anaknya, mentarbiyahnya dengan tarbiyah islamiyah, memberikan makan dengan rizki yang halal. Demikianlah Rasulullah Saw contohkan kebaikan perhatiannya terhadap keluarga dalam segala hal, sehingga layak Beliau Saw menyatakan :
“ Sebaik baik kamu semua adalah orang yang paling baik perhatiannya terhadap keluarganya, dan aku ( Rasul Saw ) adalah orang yang terbaik diantara kalian perhatianku terhadap keluargaku”.
5. Penuh perhatian dan bersemangat dalam berpartisipasi memenuhi kewajiban-kewajiban da’wah, dan merasa mulia dengan da’wah.
Karakter dan sifat spesifik dari keluarga islami adalah keterikatannya dengan da’wah, ia adalah keluarga da’wah itu sendiri, cukup bagi kita melihat rumah tangga Rasulullah Saw dan Khulafaur rosyidin Ra setiap a’dlo dari rumah-rumah pembesar islam ini saling berkompetisi ingin berbuat yang terbaik untuk islam. Dengarkan apa yang dikatakan oleh Abu Bakar Ra yang begitu bangganya dengan da’wah islam ini di tenganh menurunnya moralitas shahabat sepeninggal Rasul Saw :
Akankah islam menjadi lemah sedangkan saya masih hidup ?
Dan inilah Umar Ra berkata :
Barang siapa mencari kemulyaan dengan selain apa yang Allah telah mulyakan kita, maka kita akan hina.
Simaklah apa yang dikatakan oleh ibu Khonsa Ra kala menerima berita syahidnya keempat putranya :
" Segala puji bagi Allah yang telah memulyakan orang seperti aku ini dengan syahidnya putra-putraku, semoga Allah berkenan kumpulkan kami semua di surga.
6. Memelihara ajaran Islam dalam setiap urusan rumah tangga (pakaian, makanan, minuman, tidur, bangun, dzikr, dan aktifitas lainnya.
Sungguh tak satupun urusan kehidupan manusia ini yang tidak diatur oleh islam, sebuah keluarga islami ia menjalankan perannya dalam mengaplikasikan nilai-nilai agung, didasari sebuah pernyataan :
( Rela Allah sebagai Robb, menjadikan islam sebagai aturan hidup dan menjadikan tuntunan Rasul Saw sebagai rujukan utamanya ).
Ia sadar bahwa keselamatan hanya dengan mengikuti sunnah. Imam Malik rahimahullah berkata :
Sunnah Rasul Saw itu ibarat perahu nabi Nuh As (saat terjadi taufan), maka barang siapa naik maka selamatlah ia, dab barang siapa tidak mau menaikinya maka tenggelamlah ia.
7. Menjaga kebersihan dan keindahan rumah
Sungguh keindahan islam itu sebahagiannya diperankan oleh keluarga islami, karena ia senang hidup bersih, dalam perilaku, pakaian, makanan, usaha dan sebagainya, ia sadar bersih adalah pangkal keindahan. Demikianlah Rasul Saw nyatakan :
Sesungguhnya Allah itu Maha Indah menyukai keindahan, Allah itu Maha Baik Maha Mencintai kebaikan.
8. Membentengi rumah dari pencemaran akhlaq
Diantara tantangan yang berat dihadapi keluarga muslim saat ini adalah serangan Ghozwul fikri, sehingga hampir setiap rumah kita tak terhindar dari panah-panah beracun yang di lepaskan oleh musuh-musuh islam.
Maka sebuah kesadaran islam ( al wa’yu al islami ) harus terus di hidupkan melalui interaksi yang inten terhadap nilai-nilai islam, dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar agar nuansa keislaman rumah, anak-anak , lingkungan, dan seluruh aktivitas kita mampu terbentengi dari pencemaran akhlaq.
Sabda Rasulullah Saw :
Barang siapa diantara kamu melihat kemunkaran maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, apa bila tidak mampu maka dengan lesannya, apa bila tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.
9. Menjaga dan memelihara status dan hak masing-masing
Diantara karekteristik keluaga islami adalah terpeliharanya status dan hak masing-masing anggota keluarga. Ada ayah ia sebagai pemimpin dan bertanggung-jawab seisi rumah akan keselamatan mereka, ia punya hak untuk dihormati dan ditaati selagi perintahnya tidak bertentangan dengan syariat islam, Ada ibu ia mengayomi anak-anak, menumbuhkan kesejukan dan membahagiakan dan ia punya hak untuk dimulyakan, dan ada anak-anak mereka butuh kedamaian, bimbingan dan perawatan, merekapun punya hak atas statusnya untuk disayangi. Di sinilah letak cerminan dari arahan Allah Swt dalam doa yang diajarkan kepada keluarga muslim-mukmin,
Firman Allah Swt :
Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.( QS. Al Furqon 74 )
10. Sederhana dalam ma’isyah (tidak berlebihan)
Al Basathoh ( kesederhanaan ) menjadi karakter islam, sehingga penerjemah islam secara aplikatif yaitu Rasulullah Saw demikian sederhana dalam kehidupannya. Tidak pelit dan tidak juga boros, terbaik dalam memberi nafkah, sifat inilah yang diturunkan oleh Al qur an kedalam dada setiap mukmin.
Firman Allah Swt :
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. ( QS.Al furqon : 67 )
Firman Allah Swt :
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,(^) makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.(^) Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. . ( QS.Al a’rof :31 )
(^) Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan salat atau tawaf sekeliling Kakbah atau ibadah-ibadah yang lain (^) Maksudnya: jangan melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
11. Menjaga hak tetangga, dan saudara dalam dakwah.
Keidahan karakter keluarga islami juga tercermin dari interksi sosial masyarakatnya. Cukuplah Rasul Saw sebagai teladan kita untuk kita pegangi arahannya; sabda Beliau Saw :
Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia memuliakan tetangganya
Tetangga kita ada diantaranya memiliki tiga hak, ada yang dua hak dan ada yang hanya memiliki satu hak saja. Adapun yang memiliki tiga hak adalah dia seorang muslim, kerabat dan rumahnya dekat dengan rumah kita.
Yang memiliki dua hak adalah ia seorang muslim dan tinggalnya dekat dengan kita, sedang yang satu hak adalah ia rumahnya dekat dengan rumah kita. Dan masing-masing mereka menuntut untuk ditunaikan hak-haknya.
Tentang hak saudara Rasul Saw. Bersabda :
“Hak sesama muslim itu enam : bila berjumpa berilah salam, bila diundang hadirilah, bila meminta nasehat berilah nasehat, bila bersin dan ia membaca hamdalah doakanlah, bila sakit jenguklah dan bila meninggal dunia maka antarkan sampai ke makamnya”.
Sunday, June 8, 2014
Kurikulum 2013 dan Pendidikan Lingkungan Hidup
Jendela-Keluarga; Setiap tanggal 5 Juni setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day). Hari Lingkungan Hidup ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak tahun 2000. Pada hari ini menjadi suatu hal yang penting bagi penduduk bumi untuk meneguhkan kembali arti penting lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Diseluruh penjuru dunia tidak terkecuali Indonesia selalu terus berupaya melakukan dan menumbuhkan kesadaran dan kepedulian tentang pentingnya memelihara dan melestarikan lingkungan hidup.
Thursday, June 5, 2014
Rekruitmen Sekolah Guru Indonesia 2014
Jendela-Keluarga: Sekolah Guru Indonesia adalah salah satu jejaring divisi pendidikan Dompet Dhuafa yang berkomitmen melahirkan Guru Transformatif yang memiliki kompetensi mengajar, mendidik dan berjiwa kepemimpinan sosial. Sekolah Guru Indonesia didedikasikan bagi para pemuda Indonesia yang siap mengabdikan diri menjadi guru serta menjadi penggerak perubahan di seluruh penjuru Nusantara.
Sejak tahun 2009, Sekolah Guru Indonesia telah membina dan menyemai anak-anak muda inspiratif menjadi Guru Transformatif di 31 Kabupaten di seluruh wilayah Republik Indonesia. Saat ini, Sekolah Guru Indonesia akan segera membuka pendaftaran untuk angkatan VII. Jadwal pendaftaran mulai tanggal 1 Mei - 16 Juni 2014.
PERSYARATAN
- Pendidikan S-1 dengan IPK ≥ 2,75 skala 4
- Muslim / Muslimah usia maksimal 25 tahun
- Belum menikah dan bersedia untuk tidak menikah selama program berlangsung
- Siap mengikuti program pembinaan di asrama selama 4,5 bulan dan ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia selama 1 tahun
- Diutamakan mempunyai pengalaman pemberdayaan masyarakat
- Diutamakan aktif di organisasi mahasiswa / masyarakat
CARA PENDAFTARAN
- Sebelum melakukan pendaftaran, peserta menyiapkan semua berkas dalam format gambar (file *.JPG) yaitu : a) foto resmi b) scan tanda tangan pribadi dan orang tua c) scan KTP d) scan transkrip nilai IPK e) scan ijazah atau surat keterangan lulus.
- Unduh formulir pendaftaran di link berikut [Download]
- Kirimkan formulir yang sudah diisi ke email rekrutmensgi@sekolahguruindonesia.net
- Petunjuk selengkapnya, Download Panduan Seleksi SGI VII [Download]
(TIDAK menerima berkas pendaftaran via POS)
Batas akhir pengiriman formulir sampai tanggal 16 Juni 2014
KONTAK
Facebook : Sekolah Guru Indonesia – Dompet Dhuafa
Twitter : @SGIDompetDhuafa
Website : www.sekolahguruindonesia.net
INFORMASI PENDAFTARAN
Muh. Shirli Gumilang (085 224 619 196)
Abdul Ahmad Wasiuddin (087 770 942 328)
Tuesday, June 3, 2014
PENERIMAAN PESERTA PROGRAM SM-3T ANGKATAN IV TAHUN 2014
Jendela-Keluarga: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengundang para sarjana pendidikan terbaik untuk ikut maju bersama mencerdaskan indonesia melalui Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) Angkatan ke-IV.
Ikuti agenda rekrutmen berikut.
- Pendaftaran daring (online): 21 Mei – 15 Juni 2014
- Pengumuman hasil seleksi administrasi dan pengumuman jadwal tes online: 23 Juni 2014
- Tes online: 1 – 2 Juli 2014
- Pengumuman hasil tes online: 7 Juli 2014
- Pendidikan Guru PAUD
- Pendidikan Guru Sekolah Dasar
- Pendidikan Luar Biasa
- Pendidikan Kewarganegaraan
- Pendidikan Bahasa Indonesia
- Pendidikan Bahasa Inggris
- Pendidikan Matematika
- Pendidikan Fisika
- Pendidikan Kimia
- Pendidikan Biologi
- Pendidikan IPA
- Pendidikan IPS
- Pendidikan Sejarah
- Pendidikan Geografi
- Pendidikan Seni (Drama, Tari, Musik, Rupa/Kerajinan)
- Pendidikan Ekonomi/Akuntansi
- Bimbingan Konseling
- Pendidikan Jasmani
- Pendidikan Teknik Mesin/Teknik Otomotif
- Pendidikan Teknik Bangunan
- Pendidikan Teknik Elektro/Elektronika
- Pendidikan Tata Boga/Tata Busana/Tata Rias
- Pendidikan Sosiologi/Antropologi
- Warga Negara Indonesia, dibuktikan dengan identitas diri berupa KTP yang masih berlaku;
- Lulusan program studi kependidikan S-1 (bukan transfer) tiga tahun terakhir (2012, 2013, 2014) dari program studi terakreditasi yang sesuai dengan mata pelajaran dan/atau bidang keahlian yang dibutuhkan, dibuktikan dengan fotokopi ijazah yang telah disahkan (legalisasi). Khusus lulusan tahun 2014 yang belum memiliki ijazah dapat menggunakan Surat Keterangan Lulus (SKL) yang ditandatangani dan/atau diketahui Pembantu/Wakil Rektor Bidang Akademik.
- Berusia maksimum 27 tahun per 31 Desember 2014;
- IPK minimal 3,0 yang dibuktikan dengan fotokopi transkrip nilai yang telah disahkan (legalisasi);
- Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
- Bebas dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza) yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN) dari pejabat yang berwenang;
- Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang dikeluarkan oleh Polres/Polresta; dan
- Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama mengikuti Program SM-3T dan PPG, yang dibuktikan dengan surat pernyataan bermaterai 6000 rupiah
Sumber: http://seleksi.dikti.go.id/sm3t/?tf=
Monday, June 2, 2014
Sebab Melemahnya Iman Aktivis Dakwah
Jendela-Keluarga: Kelemahan yang paling lemah dan melemahkan seorang muslim adalah lemah iman. Dengan mengetahui sebabnya, diharapkan kita mampu mengatasinya, sehingga iman kita semakin kuat dan kokoh.
Berikut ini 5 sebab kelemahan iman, khususnya pada aktifis dakwah :
Tenggelam dalam Kesibukan Duniawi
Tak seorang pun yang luput dari urusan dunia, termasuk seorang dai. Bahkan Al-Qur’an sendiri mengingatkan kita agar mencari akhirat tanpa melupakan dunia. Namun, ketika kesibukan dunia yang menguasai jiwa, ketika seseorang tenggelam dalam kesibukan duniawi, maka iman akan melemah segera.
”Kami telah disibukkan oleh harta dan keluarga kami, maka ampunilah kami.”
Lalai terhadap Faktor Penguat Iman
Lalai dalam mengetahui faktor-faktor yang dapat menguatkan dan meningkatkan iman kepada Allah adalah sebab melemahnya iman. Yakni ketika seseorang tidak memahami dan mengamalkan bahwa ibadah, dzikir, dan kebajikan itulah penguat iman. Saat seseorang menambah kebaikan, sejatinya ia meningkatkan iman. Sebaliknya, siapa yang memilih malas-malasan dari beramal kebajikan, pada saat yang sama ia telah membuat imannya lemah.
Sebagian sahabat berkata, “Iman itu bertambah dan berkurang. Ia bertambah dengan ketaatan dan zikir kepada-Nya, ia berkurang dengan kemaksiatan dan lupa kepada-Nya.”
Menumpuknya Aktifitas dan Beban yang Membuat Ruh dan Jiwa Kehilangan Haknya
Aktifitas yang padat dan beban kerja yang menumpuk -termasuk aktifitas politik dan kerja-kerja sosial- jika tidak dimenej dengan baik akan berakibat pada melemahnya iman. Mengapa? Karena padatnya aktifitas dan menumpuknya beban kerja bisa menjadikan seseorang mengabaikan hak-hak ruh dan jiwanya. Ketika hak-hak ruhiyah itu tak dipenuhi, kegersangan jiwa terasa. Hilangnya sikap bijaksana, pudarnya ketenangan dan kedamaian, dan sempitnya dada adalah indikasi melemahnya iman akibat hak ruh yang tak tertunaikan ini.
Mengejar Target Dakwah, Melupakan Penguat Iman
Ada sebagian aktifis yang sangat bersemangat dalam aktifitas dakwah untuk mengejar target-target kuantitas, namun ia lupa faktor-faktor yang dapat meningkatkan iman. Ia menyeru orang lain, namun meninggalkan dirinya sendiri. Merasa kesibukan sebagai aktifis dan pekerjaan dakwah sudah cukup menjamin menguatnya iman.
Aktifitas dan Peran yang Tak Seimbang
Seorang Muslim, khususnya seorang dai, pasti memiliki lebih dari satu peran dalam hidupnya. Ada peran keluarga sebagai suami (bagi yang sudah menikah), ayah (bagi yang telah memiliki anak), anak (khususnya bagi aktifis muda yang belum menikah), karyawan atau pimpinan di tempat kerja, anggota masyarakat di lingkungannya, organisatoris dan aktifis di organisasinya yang kadang-kadang lebih dari dua, dan seterusnya.
Ketika aktifitas hanya difokuskan pada satu peran, sementara pada banyak peran yang lain ia abai kemudian gagal, maka iman bisa melemah karena ia akan tersibukkan dengan banyak lubang masalah yang ia gali sendiri. Aktifitas yang seimbang, pemenuhan semua peran dengan seimbang lebih menjamin seorang aktifis dakwah untuk tidak hanya imannya tak terganggu dari arah itu, namun juga membuatnya menjadi lebih ideal.
sumber: bersamadakwah.com