Selamat Datang di Web Jendela Keluarga Aris Nurkholis - Ratih Kusuma Wardani

Jendela Keluarga: Mewujudkan Keluarga Islami

Keluarga muslim adalah keluarga yang dibangun atas dasar nilai-nilai keislaman, Setiap anggota keluarga komintmen terhadap nilai-nilai keislaman. Sehingga keluarga menjadi tauladan dan lebih dari itu keluarga menjadi pusat dakwah Islam.

Merajut Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah

Keluarga sakinah adalah keluarga yang semua anggota keluarganya merasakan cinta kasih, keamanan, ketentraman, perlindungan, bahagia, keberkahan, terhormat, dihargai, dipercaya dan dirahmati oleh Allah SWT.

Cinta Tanpa Syarat

Ketika suami dan isteri sudah menetapkan “cinta tanpa syarat” dan saling memahami, maka perbedaan dan pertengkaran tidak membesar menjadi konflik yang merusakkan kebahagiaan keluarga.

Cinta Tidak Harus Dengan Kata

Mencintai dengan sederhana, adalah mencintai “dengan kata yang tak sempat diucapkan” dan “dengan isyarat yang tak sempat disampaikan”.

Komunikasi dan Interaksi Penuh Cinta

Hal yang sangat vital perannya dalam menjaga keharmonisan rumah tangga adalah interaksi dan komunikasi yang sehat, komunikasi yang indah dan melegakan serta komunikasi penuh cinta antara seluruh anggotanya.

Wednesday, April 30, 2014

Menjemput Kesetiaan

 
 
Jendela Keluarga: Engkau aktif dalam kegiatan dakwah ? Engkau telah bekerja melakukan berbagai upaya menebarkan kebaikan di daerah ? Jika ya, maka mungkin engkau pernah mendengar ucapan-ucapan seperti ini, entah dari siapa.
 
“Luar biasa aktivitas anda membesarkan dakwah di daerah. Sayang sekali, senior anda yang di pusat justru mengkhianati perjuangan anda. Mereka telah mengejar harta, tahta dan wanita, dan melupakan tujuan perjuangan. Lalu, untuk apa anda tetap berpayah-payah di daerah?”
“Sia-sia semua yang kalian kerjakan. Hasilnya dirampas oleh sebagian kecil elit di antara kalian. Apa kalian masih akan bertahan ?”
“Lihatlah apa yang terjadi pada kalian. Setiap hari bertabur berita jelek di media. Itu menandakan aktivitas dakwah kalian sudah jauh menyimpang, karena kerakusan para pemimpin kalian. Mereka telah gila dunia dan melupakan akhirat”.
Semua kata-kata itu keluar begitu saja dari mereka yang tidak mengerti makna ucapannya sendiri. Seakan-akan semua yang diucapkannya adalah kebenaran. Seakan-akan yang disampaikan adalah data dan fakta yang telah teruji kebenarannya, lalu semua yang mendengarkan diharapkan segera beriman. Seakan-akan semua yang mereka ungkapkan adalah dalil pembenaran untuk meninggalkan gelanggang perjuangan.
Alkisah, seorang kader dakwah merasa tengah mengalami titik kejenuhan. Banyak beban dakwah dan beban kehidupan harus dihadapi sendiri. Ia mulai merenung, berpikir, dan akhirnya merasa semakin lemah. Aktivitas dakwah yang semula menumpuk setiap hari, perlahan mulai dikurangi. Dikumpulkannya “kata orang” tentang pemimpinnya. Dia belanja isu tentang kehidupan para pimpinan dakwah. Cukup banyak sudah isu dikumpulkan, semua semakin melemahkan semangat dakwahnya. Ia mulai menghitung ulang keterlibatannya dalam aktivitas dakwah, dan mempertimbangkan langkah mundur ke belakang.
Di hadapanku ia curahkan semua isi hatinya. Sesak, gumpalan beban menghimpit dada dan hatinya. Lelah, penat, jenuh, kecewa, sedih, bercampur aduk…. Air matanya tumpah ruah saat bercerita tentang kepedihan hatinya. Aku merasakan bendungan perasaan itu ambrol, air bah kekecewaan mengalir sangat deras tidak terbendung. Dahsyat, luar biasa….
Aku segera menceritakan makna ikhlas bagi kader yang berada di lapangan. Aku hanya kader lapangan, waktuku habis di jalan, bukan di kantoran. Aku tidak bisa menjelaskan dengan rangkaian teori yang “tinggi-tinggi”. Ilmuku adalah ilmu lapangan, ilmu aplikasi, berisi pengalaman dan akumulasi rekaman kejadian setiap hari. Teoriku adalah teori kehidupan, yang aku dapatkan langsung dari medan perjuangan. Merekam detail hikmah yang muncul dari perjalanan di sepanjang wilayah dakwah.
Saudaraku, aku ajak engkau melihat benih-benih yang kita semai di ladang-ladang dakwah di berbagai wilayah. Subhanallah, benih itu tumbuh subur menghijau, membuat takjub siapapun yang melihat dan merasakan detak pertumbuhannya. Kita sirami benih itu, dan kita rawat dengan sepenuh cinta dan kasih sayang. Perasaan lelah dan jenuh menghadapi berbagai kendala, segera hilang sirna dengan sempurna, saat menyaksikan hasil semaian di ladang-ladang dakwah kita.
Rasa jenuh dan lelah bisa hinggap pada hati dan pikiran siapa saja. Pekerjaan rutin sehari-hari membuat kita mudah mengalami kejenuhan, apalagi jika yang dihadapi hanya koran, berita televisi, internet dan kata orang. Dunia disempitkan oleh media, bukan diluaskannya. Lalu apa yang menyemangati kita ? Mari berjalan menikmati hijaunya lahan-lahan semaian dakwah yang telah kita rawat lebih dari dua puluh tahun lamanya. Berjalan, bertemu kader-kader dakwah di setiap daerah, menyapa dan membersamai aktivitas mereka. Subhanallah, lihat wajah-wajah cerah yang tampak di setiap pertemuan.
Di sebuah mushalla kecil di kecamatan Piyungan, Bantul, Yogyakarta, aku merasakan optimisme dan membuncahnya harapan. Di sebuah ruang sederhana di Gendeng, Baciro, Kota Jogja, aku menjadi saksi kesetiaan tanpa jeda. Di sebuah gedung pertemuan di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, aku merasakan detak jantung penuh cinta. Di sebuah ruangan di Baubau, Sulawesi Tenggara, aku merasakan getar kesadaran akan kemenangan. Di sepanjang bumi Sumatera aku melihat dan merasakan pancaran semangat yang membara. Di berbagai belahan Kalimantan aku mendapatkan suasana gelegak kehangatan tak terkalahkan. Di Nusa Tenggara Barat, yang muncul hanyalah optimisme menghadapi medan perjuangan. Di Maluku, kepal tangan yang terangkat kuat menandakan tak akan menyerah menghadapi kendala dakwah. Di Papua, minoritas bukanlah alasan untuk merasa lemah dan kalah.
Lalu apa yang melemahkanmu, saudaraku ? Berjalanlah, dan semua wilayah ini adalah bumi dakwah, tempat kita menyemai cinta. Bergeraklah, dan semua daerah ini adalah bumi perjuangan, tempat kita menanamkan harapan. Dimanapun engkau berjalan, dimanapun engkau bergerak, akan merasakan kesegaran udara yang sangat jernih. Tak ada polusi di sana, polusi itu justru ada di sini, di tulisan ini. Tulisan yang tak mampu menggambarkan betapa besar sesungguhnya ukuran cinta dan harapan yang ada pada dada para kader di sepanjang wilayah dakwah. Tulisan yang saya khawatirkan justru menyempitkan makna kesetiaan dan keikhlasan setiap titik perjuangan kader di seluruh bumi Allah.
Maka bergeraklah, berjalanlah, beraktivitaslah bersama kafilah dakwah. Rasakan sendiri, lihat sendiri, dengarkan sendiri kata-kata mutiara yang muncul dari lapangan. Diam telah membuatmu merasakan kejenuhan. Tidak bergerak menyebabkan pikiranmu dipenuhi pesimisme dan kegalauan. Tidak berkegiatan membuat hatimu selalu dalam kebimbangan dan keputusasaan. Bergeraklah di lapangan dakwah, engkau akan menemukan sangat banyak harapan dan untaian mutiara kesabaran.
Jadi, apa yang melemahkanmu, saudaraku ? Lihat sendiri, dengan mata kepalamu sendiri, bagaimana wajah-wajah penuh kecintaan akan selalu engkau dapatkan. Kemanapun engkau pergi, yang engkau temui adalah benih-benih tersemai dengan pupuk keimanan dan keutamaan. Kemanapun engkau melangkah, yang engkau dapatkan adalah buah-buah yang terawat oleh cinta dan kasih sayang para pembina. Para pembina telah mencurahkan cinta, telah menorehkan kasih, telah memahatkan sayang di hati sanubari semua benih dakwah di sepanjang daerah.
Bisakah engkau menanamkan bibit-bibit kebencian, kemarahan, dendam dan kesumat, lalu menyuburkannya hanya dengan pupuk isu serta gosip sepanjang masa? Bisakah engkau menciptakan lahan-lahan yang akan tersuburkan dengan fitnah, caci maki dan sumpah serapah ? Siapa yang akan bisa memberikan cinta, jika yang engkau keluarkan untuk mereka adalah dendam membara ? Siapa yang akan memberikan kesetiaan, jika yang engkau tanam adalah benih-benih permusuhan ? Siapa yang akan memberikan ketulusan, jika yang engkau taburkan adalah kebencian ?
Jadi, apa yang menggelisahkanmu saudaraku ? Seorang kader dakwah di Paniai, Papua, menitipkan pesan penting saat aku kesana. “Yang sangat kami perlukan adalah kehadiran para Pembina. Kami sangat optimis dengan medan dakwah di sini”. Subhanallah, seperti terbawa mimpi. Paniai bahkan tidak engkau kenal wilayahnya ada dimana. Engkau tidak mengetahui bahwa di tempat yang sangat jauh dari keramaian kota itu ada banyak harapan untuk kebaikan. Benar kan, di sana tidak ada polusi? Karena polusi itu ada di sini, di tulisan ini. Tulisan yang tak mampu merangkum kuatnya kecintaan dan tulusnya harapan dari kader-kader di daerah.
Di sebuah ruang sederhana, di Wamena, Papua, aku mendapatkan dan merasakan gelora semangat yang sedemikian membahana. Demikian pula di Merauke. Sekelompok kader telah bekerja melakukan apa yang mereka bisa, dan ternyata lahan-lahan kering itu sedemikian suburnya. Tak dinyana, semula kita membayangkan akan kesulitan menanam benih di lahan yang teramat kering kehitaman. Namun taburan benih tak ada yang sia-sia. Semangat demikian tinggi mengharap kehadiran kita untuk menyaksikan pertumbuhan, karena benih telah dirawat dan dipelihara dengan sepenuh jiwa.
Di sebuah pojok ruang di Manokwari, Irian Jaya Barat, tak kalah semangat menjalani aktivitas perjuangan. Beberapa gelintir generasi dakwah, telah menanamkan benih-benih di berbagai wilayah. Siapa menyangka ternyata kecintaan dan kesetiaan yang tulus dimiliki oleh mereka yang tinggal jauh di ujung Indonesia. Genggaman tangan sangat kuat dan hangat masih aku rasakan, seakan tak mau melepaskan. Bahkan mereka menghantarkan aku hingga di depan tangga pesawat terbang. Kisah-kisah heroik aku dapatkan selama menemani mereka menyemai benih di bumi Irian Jaya Barat. Insyaallah pahala berlipat telah Allah limpahkan untuk mereka.
Jadi, hal apa lagi yang meresahkanmu, saudaraku ? Pernahkah engkau mendengar Polewali, Majene, Mamuju dan Mamasa ? Mungkin engkau belum pernah mencarinya di dalam peta. Itu nama-nama kabupaten yang ada di Sulawesi Barat, propinsi yang terbentuk setelah dimekarkan dari Sulawesi Selatan. Aku telah melawat berhari-hari lamanya, menemukan bongkahan semangat yang sangat potensial. Sangat banyak luapan energi yang siap untuk mencerahkan wilayahnya. Mereka menjemput kesetiaan dengan melakukan sangat banyak kegiatan, di tengah berbagai keterbatasan yang mereka hadapi.
Aku juga mengunjungi dan menyapa kader-kader di Mataram, Lombok, Sumbawa, Dompu dan Bima. Luar biasa semangat kader-kader dakwah di sana. Di sudut-sudut ruangan, aku menemukan kenyataan cinta itu hidup segar, bersemi indah dan terawat dengan cermat. Tangan-tangan halus para pembina telah membentuk karakter yang kuat pada para aktivis dakwah, sehingga mereka terus menerus bekerja tanpa mengenal lelah, padahal tidak ada yang memberi upah. Hanya Allah yang menjadi tumpuan harapan kerja mereka. Luar biasa.
Di sepanjang ruas jalan yang aku lalui di Balikpapan, Samarinda, Kutai Timur, Kutai Kertanegara, Penajam, Berau, yang terhirup adalah udara jernih, bukti kemurnian tujuan perjuangan. Demikian pula saat aku menapaki Banda Aceh, Pidie, Lhokseumawe, Langsa, Meulaboh, yang terasakan hanyalah semangat berkontribusi tanpa henti. Para kader telah bertahan di medan perjuangan dengan segenap kecintaan dan harapan. Tak ada polusi di sana, karena polusi itu adanya di sini. Di tulisan ini. Tulisan yang tak mampu mengkabarkan dengan tepat betapa keutuhan dan ketulusan langkah perjuangan kader-kader dakwah di sepanjang wilayah. Sepanjang mata memandang, yang tampak adalah dinamika berkegiatan, berlomba melakukan hal terbaik yang bisa mereka lakukan, berlomba mencetak prestasi dan karya besar bagi bangsa dan negara.
Maka, apa yang meragukanmu, saudaraku ? Suara-suara itu, tuduhan-tuduhan itu, kata-kata itu ? Aku bukan seseorang yang berwenang menjelaskan. Maka aku tak mau mendengarkannya, karena sama sekali tidak ada artinya bagiku. Aku hanyalah seorang kader lapangan. Waktuku habis di jalan, bukan di kantoran. Aku merasakan gairah pertumbuhan, aku mendengarkan degup jantung penuh kecintaan, aku mencium harum aroma kemenangan, aku melihat gurat keteguhan, aku menikmati cita rasa kesetiaan. Aku menjadi saksi betapa suburnya cinta dan kesetiaan kader di sepanjang jalan dakwah, di sepanjang bumi Allah.
Waktu, tenaga, pikiran, harta benda bahkan jiwa telah mereka sumbangkan dengan sepenuh kesadaran. Tidak ada yang terbayang dalam benak mereka, kecuali upaya memberikan yang terbaik bagi perjuangan. Berbagai kekurangan dan kelemahan mereka miliki, namun tidak menyurutkan semangat dan memadamkan gairah yang menggelora di dada. Mereka yakin akan janji-janji Ketuhanan, bahwa kemenangan itu dekat waktunya. Mereka menjemput kesetiaan dengan selalu bergerak, berbuat, beraktivitas di lapangan. Bukan duduk diam menunggu sesuatu, atau melamunkan sesuatu.
Suara-suara itu, tuduhan-tuduhan itu, caci maki itu, apakah masih ada artinya jika engkau telah menghirup nafas dari udara yang sangat jernih di wilayah dakwah ? Apakah masih membuatmu gelisah jika tubuhmu telah basah oleh keringat dari perjalanan panjang yang sangat menyenangkan di berbagai daerah ? Apakah masih membuatmu ragu jika matamu telah memandang kehijauan lahan-lahan yang kita semai di sepanjang bumi Allah ? Apakah masih membuatmu gundah jika hatimu telah bertaut dengan aktivitas kader-kader dakwah yang menjemput kesetiaan dengan berjaga dan bertahan di berbagai medan perjuangan ?
Sungguh, aku menjadi saksi kesetiaan mereka di sepanjang jalan dakwah. Aku menjadi saksi hasrat dan kecintaan mereka yang sedemikian besar kepada perjuangan dakwah. Aku juga berharap, kader-kader di daerah mengerti betapa besar cinta kami kepada lahan-lahan yang tumbuh bersemi. Aku selalu memohon perlindungan dan kekuatan kepada Allah, semoga Allah selalu melindungi dan menjaga dakwah dan para qiyadah. Aku selalu memohon kepada Allah, agar semangat dan gairah dakwah tidak pernah melemah. Ya Allah, beritahukan kepada kader-kader yang setia berjaga di garis kesadaran dan harapan, betapa besar cinta kami kepada mereka. Ya Allah sampaikan kepada para kader yang telah bekerja sepenuh jiwa, betapa hati kami selalu tertambat kepada mereka.
Beritahukan ya Allah, cinta kami sangat tulus untuk mereka. Selamanya.
Selamanya !

sumber: Blog Cahyadi Takariawan

Monday, April 28, 2014

Menikmati Rasa Sakit

 

Rasa sakit adalah sebuah nikmat. Karena seringkali ketulusan muncul ketika sakit mendera. Sebuah harapan yang tulus terucap. Karena sakit membuat kita sadar nikmat kesehatan. Karena detik itu pula,sakit telah membuka hijab pengingat jika hidup di dunia hanya sementara.

Terkadang rasa lelah, marah, putus asa itu muncul. Tapi bagi orang yang beriman maka ia tak akan pernah berhenti percaya, tidak akan menghentikan harapannya.

 “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku,”(QS. Asy-Syu’araa: 80)

Allah telah memasukkan malam ke dalam siang. Allah telah menciptakan langit dan bumi.
Begitu pula dengan rasa sakit. Tidak akan Allah menurunkan penyakit melainkan ada obatnya. Saudaraku yang mungkin sekarang sedang merintih kesakitan, percayalah air mata kesabaranmu akan menjadi saksi kekuatanmu.

Bukankah setiap insan akan melalui cobaan keimanan? Cobaan yang menyapamu dengan cobaan yang menghampirinya mungkin berbeda. Cobaan keluarga, finansial, kesehatan, dll. Dan Allah sekarang menyapamu dengan sakit yang datang. Mungkin ini cara Allah mengampuni tumpukan dosa. Mungkin, ini cara Allah untuk mengungkapkan “kerinduan” pada tangisan tobat kita.

Ketika sehat, mungkin kita lebih banyak tertawa dan sedikit sekali mengingat kematian. Pada saat kita masih bisa berlari, mungkin kita lebih disibukkan mengejar dunia. Pada saat kita masih bisa merasakan pahit, asam, manis, asin dengan sempurna, mungkin kita tidak pernah memperhatikan apa yang masuk ke dalam lambung kita. Jangankan yang syubhat, haram pun mungkin tak sempat diperhatikan. Pada saat masih mampu mengucapkan kalimat dengan fasihnya, kita mungkin lebih banyak menggunjing daripada mengingat ayat-ayat-Nya.

Dan kini, ketika kita berbaring menahan perih, satu per satu noda itu mulai terasa.
Kita menikmati detik paling indah, karena kita benar-benar menghadirkan Allah. Meski sejatinya, Dia tak pernah pergi, sedetikpun.

Sunday, April 27, 2014

Menghindari Kematian Hati



Jendela Keluarga: Pekerjaan rutin dakwah bisa menyeret kita ke dalam sebuah kubangan “kemegahan” yang kita bangun bersama cita-cita dan harapan. Bergerak, membuat kita selalu berada dalam kesadaran, namun juga bisa memasuki zona nyaman yang membahayakan. Ketika pergerakan itu sendiri sudah menjadi rutinitas yang mematikan hati, karena terlampau sibuk mengurus “bagaimana agar selalu bergerak”, dan melupakan hakikat serta falsafah dasar perjuangan.

Berada dalam lingkungan orang-orang salih memang menyejukkan, namun kadang memberikan perasaan nyaman berlebihan. Merasa selalu terjaga, padahal keterjagaan adalah buah dari kesadaran aktif yang harus selalu dibangun dan diusahakan setiap saat. Namun pada titik aktivis dakwah mulai berinteraksi dengan segala jenis kalangan manusia, yang diperlukan adalah usaha yang lebih untuk terus memiliki kesadaran aktif akan tujuan besar yang hendak diraih bersama dakwah. Bukan tujuan praktis dan pragmatis, bukan kepentingan pribadi, bukan soal gengsi dan harga diri orang per orang.

Luar biasa membaca perjalanan tigapuluh tahun pergerakan dakwah, ketika beberapa gelintir orang penuh semangat dan dedikasi membangun mimpi, memulai tahapan yang paling asasi, membenahi diri. Tidak genap sepuluh orang pada awalnya, namun tigapuluh tahun telah memberikan banyak arti. Perlipatan jumlah, perluasan wilayah, pertambahan mihwar dakwah, mobilitas para aktivis, baik vertikal maupun horisontal, telah tampak terlihat. Apakah hanya itu tujuan dakwah ? Tentu tidak.

Banyaknya jumlah aktivis bisa melenakan. Lengkapnya fasilitas bisa melalaikan. Perbenturan aktivis dakwah dengan realitas medan yang sangat keras bahkan sanggup mematikan potensi hati. Bukan ahli maksiat yang perlu merasa khawatir akan kematian hati, karena para ahli maksiat memang telah mati potensi hatinya. Justru para aktivis dakwah yang harus sangat berhati-hati menjaga diri, agar terhindar dari fenomena kematian hati. Terlebih saat dakwah telah berada dalam wilayah kekuasaan politik yang sangat keras benturannya.

Izinkan saya mengingatkan kita semua, dengan nasihat dan tausiyah ustadz Rahmat Abdullah, Allahyarham, tentang kematian hati. Tausiyah beliau ini sangat relevan untuk selalu kita ingat dan kita renungkan dalam perjalanan dakwah kita pada hari-hari ini. Rehat sejenak saja, membaca ulang tausiyah yang menyejukkan, untuk menguatkan langkah dan menambah kehati-hatian bergerak bersama mesin dakwah.

Berikut tausiyah ustadz Rahmat Abdullah.

Kematian Hati

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya.

Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang Allah berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan Allah atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiyam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.
Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri. Asshiddiq Abu Bakar Ra selalu gemetar saat dipuji orang. “Ya Allah, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka”, ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidak-sesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang.

Mereka telah menukar kerja dengan kata. Dimana kau letakkan dirimu?

Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut. Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.

Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat maksiat menggodamu dan engkau menikmatinya? Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada Allah, dimana kau kubur dia?

Oleh : Cahyadi Takariawan

Friday, April 25, 2014

Menciptakan Sekolah Peduli Sampah (*)




Oleh: Aris Nurkholis

Guru SD Juara Yogyakarta





Pernahkah kita mendengar istilah 3 R? istilah ini sangat familier dalam pengelolaan sampah. 3 R itu adalah tingkatan dalam penanganan sampah yaitu reduce (kurangi), reuse (pakai ulang), dan recycle (mendaur ulang). Tiga langkah kegiatan tersebut terbukti dapat mengurangi beban limbah sampah terhadap lingkungan. Seringkali kita menjumpai banyak limbah sampah berserakan disekitar lingkungan kita, tidak terkecuali lingkungan sekolah. Sampah menjadi satu persoalan tersendiri yang sampai hari ini penyelesaiannya tak kunjung usai.

SD Juara Yogyakarta bekerjasama dengan LSM “BORDA” dalam membangun dan menciptakan “Sekolah Pro Sampah” dengan mengadakan kegiatan “Pekan Sampah”. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rentang waktu 17 – 20 Maret 2014. Dalam kegiatan ini seluruh siswa diminta untuk mengumpulkan berbagai macam sampah. Setelah sampah berhasil dikumpulkan oleh siswa, selanjutnya siswa dibimbing untuk membuat sebuah kreatifitas/ kerajinan tangan yang mempunyai nilai lebih tinggi dari sampah.

Dalam kegiatan tersebut siswa diberikan kebebasan dalam membuat kerajinan/kreatifitas dari sampah yang ia kumpulkan. Dari kegiatan tersebut dihasilkan banyak kerajinan tangan/kreatifitas anak. Diantaranya kreatifitas yang dihasilkan adalah dompet yang terbuat dari kotak kertas bekas makanan, celengan, dan wadah/tempat alat tulis (pensil, pulpen, dll).

Dalam sambutannya Lorenz perwakilan dari LSM Borda mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk melatih anak-anak untuk dapat memanfaatkan sampah menjadi sesuatu hal yang bermanfaat dengan cara mengubah sampah-sampah menjadi sebuah kerajinan tangan. Bahkan kegiatan ini jika dikelola secara professional dapat menjadikan sebagai penghasilan tambahan.

Lebih lanjut Lorenz mengatakan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk membiasakan anak-anak untuk tidak lekas membuang bungkus-bungkus makanan yang digunakan. Sehingga dapat mengurangi sampah yang dihasilkan dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini secara tidak langsung mengajarkan kepada untuk dalam melakukan kegiatan 3 R. yaitu Reuse artinya menggunakan atau memakai ulang sampah atau barang-barang bekas kembali.

Dalam kegiatan ini, diakhiri dengan kegiatan pentas pertunjukan drama yang dilakukan oleh anak-anak dengan mengangkat tema tentang “Sampah”. Selain itu hasil dari kreatifitas anak-anak juga dipamerkan kepada siswa lainnya dan kepada orangtua/wali siswa.

* Dimuat di Harian Tribun Jogja, Rabu, 16 April 2014

Monday, April 21, 2014

Mengapa Tidak Boleh Tidur Terlalu Malam?

ilustrasi kanker hati
Diantara kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah, beliau tidak suka begadang. Jika tidak ada urusan penting –baik tentang dakwah ataupun jihad- maka beliau menyegerakan tidur setelah shalat Isya’ kemudian bangun di pertengahan malam atau sepertiga malam untuk shalat tahajjud atau qiyamullail.

Selain memudahkan tahajjud, ternyata kebiasaan tidak tidur terlalu malam juga memiliki banyak manfaat medis yang baru diketahui di zaman modern ini. Sebaliknya, orang yang tidur terlalu malam terancam bahaya kesehatan sebagai berikut:

1. Sistem Imun Melemah
Tidur terlalu malam ternyata berpengaruh rusaknya sel-sel darah putih. Akibatnya kekebalan tubuh menjadi melemah dan rentan terhadap serangan berbagai penyakit.

2. Diabetes
Tidur terlalu malam juga merusak hormon di tubuh. Akibatnya tubuh tidak toleran terhadap glukosa karena jumlah insulin menurun. Orang yang tidur terlalu malam menjadi lebih rentan terhadap penyakit Diabetes.

3. Sakit Kepala Hingga Kerusakan Otak
Tidur terlalu malam membuat tubuh tidak bisa beristirahat dengan baik. Meskipun waktu tidurnya sama, katakanlah lima jam, orang yang tidur sebelum tengah malam dan bangun sepertiga malam terakhir akan merasakan kondisi fisik yang lebih fit. Sebaliknya, tidur larut malam membuat istirahat tidak efektif. Ketika bangun kepala terasa berat, itulah tanda gegar otak kecil sedang menyerang. Jika dibiasakan, terus menerus dalam waktu berkepanjangan, kerusakan otak bisa mengancam.

4. Kanker Hati
Dintara penyakit berbahaya akibat tidur terlalu malam adalah kanker hati. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam situs resmi UGM Fakultas Kedokteran Bagian Radiologi. Bahwa penelitian para dokter di National Taiwan Hospital menemukan bahwa tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang merupakan penyebab utama kerusakan hati.

Subhanallah... demikianlah hikmah medis dari salah satu kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Aisyah radhiyallahu ‘anha menjelaskan kebiasaan beliau ini:

Ù…َا Ù†َامَ رَسُولُ اللَّÙ‡ِ صَÙ„َّÙ‰ اللَّÙ‡ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ Ù‚َبْÙ„َ الْعِØ´َاءِ ÙˆَÙ„َا سَÙ‡ِرَ بَعْدَÙ‡َا
Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah tidur sebelum waktu isya' dan tidak pernah begadang setelahnya. (HR. Ahmad; shahih)

Ibnu Qayyim Al Jauziyah menjelaskan dalam Zadul Ma'ad: "Termasuk kebiasaan beliau adalah tidur di awal malam dan bangun di bagian akhirnya. Terkadang beliau begadang di awal malam untuk mengurusi berbagai kepentingan orang-orang miskin."

Semoga kita dimudahkan untuk meneladani beliau, dan mendapatkan banyak manfaat dan hikmah berkat meneladani beliau. [IK/bersamadakwah]

Saturday, April 19, 2014

Manfaat Guru Nge-blog

Banyak sekali manfaat yang bisa kamu dapatkan dari blog. Berikut ini beberapa hal tentang manfaat blog, setidaknya manfaat ini yang dirasakan oleh penulis, Berikut ini 10 Manfaat Blog bagi Guru :


1.     Tempat Penyimpanan Data Online

Dengan memiliki sebuah blog maka dengan otomatis seorang guru memiliki tempat menyimpan semua media pembelajarannya. Arsip kegiatan, nilai, foto dokumentasi dan bahkan menyimpan forto folio profesional seorang guru.

2.     Menjadi Media Pembelajaran Online

Karena blog merupakan media online yang dapat diakses oleh siapa saja maka bagi seorang guru blog bisa dijadikan media pembelajaran online dengan cara menuliskan artikel pembelajarannya, soal online, media peraga, video tutorial dan lain-lain yang dapat diakses oleh siswanya. Sehingga pembelajaran dapat menembus ruang dan waktu.

3.     Membuktikan Professional Guru

Dengan memiliki blog, maka seorang guru memiliki nilai lebih dibanding dengan guru lain. Pemanfaatan media blog dapat meningkatkan kualitas diri dan kompetensi seorang guru. Dengan kekuatan memiliki blog, seorang guru dapat menuliskan apapun tentang kegiatan disekolah seperti menceritakan kegiatan belajar yang menyenangkan bersama siswa, menceritakan inovasi dalam metode mengajar yang memang menarik minat dan bisa jadi contoh bagi guru-guru yang lain untuk dipraktikkan di kelas mereka. Lebih banyak lagi pemanfaatan blog ini sebagai suatu terobosan baru dalam dunia pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Menguasai IT bagi guru merupakan salah satu tujuan Pendidikan Indonesia agar guru tidak gaptek dengan media informasi online.

4.    Menjadi Seorang Researcher (Peneliti)

Saat memiliki blog, seorang guru mulai memahami cara membuat blog dan menjadi blogger. Mulai menulis artikel-artikel pendidikan sampai tentang apa saja yang ia sukai atau bahkan yang hanya tahu sedikit-sedikit, tentu ia tidak ingin asal menulis karena tujuannya adalah pengunjung atau pembaca blog mendapatkan info yang baik dan bermanfaat. Untuk menulis sesuatu yang baik, benar, dan bermanfaat sering kita harus melakukan sedikit research atau penelitian, dalam hal ini cari referensi, baik dari buku, dialog dengan temen, atau yang paling gampang adalah lewat search engine terutama google. Nah, blogger guru pasti banyak menemukan hal-hal baru karena membaca dan memahami. Semakin mengetahui bagaimana melakukan research / penelitian sederhana bahkan singkat. Merangkumnya dalam sebuah artikel original yang informatif dan berguna untuk orang lain. 

5.    Menjadi Penulis yang Lebih Baik

Hampir mirip dengan point diatas, seorang blogger guru secara tidak langsung akan semakin terbiasa menulis. Secara alami pasti akan mencoba menyusun kalimat dan paragraf serta susunan kata-kata sebaik mungkin agar artikel kita menarik, dan nyaman dibaca oleh pengunjung blog. Tentu saja hal itu akan meningkatkan kemampuan menuangkan isi pikiran dan isi hati dalam bentuk tulisan. Bahkan jika artikel atau tulisannya berkualitas pada akhirnya dapat menghasilkan karya berupa buku.

6.     Membantu Orang Lain 

Setiap artikel yang kita share berupa tips-tips atau pengetahuan dalam bidang tertentu yang bermanfaat bagi orang lain, pastilah pengunjung blog akan merasa sangat terbantu dengan tulisan-tulisan tersebut. Jadi, dengan menulis artikel-artikel dalam sebuah blog, kita bisa membantu orang lain, bukankah sangat berarti hidup kita jika bisa membantu dan bermanfaat bagi sesama? Begitu besarnya manfaat blog bagi kita jika kita benar-benar menyadarinya.

7.     Menjadi Terkenal

Terkenal bukanlah tujuan blogger tetapi seiring banyaknya artikel bermanfaat yang kita tulis di blog dan semakin banyak orang membaca dan menyukai tulisan kita, tentunya kita akan semakin dikenal banyak pengguna internet karena artikel-artikel kita yang bermanfaat untuk mereka, dan semakin kita sadari manfaat blog bagi kita.

8.     Menambah Teman dan Relasi

Blogger terdiri dari banyak kalangan, profesi, usia, dan dari seluruh dunia yang bisa saling berinteraksi setiap saat. Sangat besar potensi kita untuk memperluas pergaulan, mendapatkan teman-teman baru dan relasi-relasi baru khususnya dalam hobby/kesukaan/profesi yang sama. Dari sana sangat memungkinkan terjadi tukar ide, berbagi pengalaman, bahkan potensi-potensi usaha. Bukankah menyenangkan mempunyai banyak teman dengan ide dan kesukaan yang sama?.

9.     Menjalin Komunikasi Online
10.  Menghasilkan Uang

Jangan lupa jika blog bisa menghasilkan uang! Bagaimana caranya? Logikanya, semakin blog kita banyak pengunjung, salah satu cara menghasilkan uang dari blog adalah mengikuti berbagai Kontes SEO atau perlombaan blogging. Selain itu melalui program periklanan yang biasa disebut PPC (Paid Per Click) atau Monetize links.  Memang tidak mudah bagaimana cara membuat blog yang mendatangkan banyak pengunjung ke blog kita, tapi dengan semangat dan rasa ingin tahu yang besar, kita bisa mempelajari tahap demi tahap apa saja yang bisa kita lakukan untuk mendatangkan banyak pengunjung di blog kita. Salah satunya belajar SEO.

Friday, April 18, 2014

[Video] Selence Of Love

Kisah Cinta seorang ayah kepada anaknya




 


Tuesday, April 15, 2014

Suspended Coffees...




Jendela Keluarga: SAYA memasuki sebuah kedai kopi kecil bersama seorang teman dan memesan kopi. Ketika kami sedang menuju ke meja ada dua orang yang datang kemudian mereka pergi ke counter: ‘kami pesan lima kopi, dua untuk kami dan tiganya “ditangguhkan (suspended)”. Mereka membayar pesanan mereka, mengambil hanya dua gelas saja kemudian pergi.

Saya bertanya kepada teman saya: “Apa itu ‘ kopi ditangguhkan (suspended coffees)’?”
Teman saya berkata: “Tunggu dan kamu akan lihat.”

Beberapa orang lagi masuk. Dua gadis memesan masing-masing satu kopi, membayar dan pergi. Pesanan berikutnya adalah tujuh kopi yang dipesan oleh tiga orang pengacara – tiga untuk mereka dan empat ‘ditangguhkan’.

Terus terang saya masih bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan transaksi -kopi ditangguhkan- tadi. Sementara saya menikmati cuaca cerah dan pemandangan yang indah ke arah alun-alun di depan kafe, tiba-tiba seorang pria berpakaian lusuh yang tampak seperti seorang pengemis masuk melalui pintu dan bertanya dengan sopan kepada pelayan “apakah Anda memiliki ‘kopi ditangguhkan’? “.

Ini sederhana – seseorang membayar di muka pesanan kopinya kemudian diniatkan untuk membantu orang yang tidak mampu membeli minuman hangat. Tradisi kopi ditangguhkan ini dimulai di Naples, dan sekarang telah menyebar ke seluruh dunia bahkan di beberapa tempat Anda dapat memesan tidak hanya kopi ditangguhkan, tetapi juga sandwich atau makanan.

Alangkah indahnya, bila pemilik kedai kopi atau toko di setiap kota melakukan hal ini sehingga mereka yang kurang beruntung dapat menemukan harapan dan dukungan. Jika Anda adalah pemilik bisnis coba tawarkan hal ini kepada konsumen Anda. Kami yakin banyak diantara mereka yang mendukung dan menyukainya.
Rasulullah SAW bersabda : “Berilah makan yang lapar, kunjungi yang sakit dan bebaskanlah budak” (HR. Bukhori).

[Sumber: Waqaf Quran]

Monday, April 14, 2014

Video Iklan Ini Diklaim Telah Bikin Jutaan Orang Menangis



Video iklan inspiratif yang diproduksi Thailand ini diklaim telah membuat jutaan orang menitikkan air mata. Di Youtube, iklan berjudul Unsung Hero ini telah ditonton lebih dari 5 juta kali sejak pertama kali diunggah, 3 April 2014 lalu.

Iklan berdurasi 3 menit ini mengisahkan pria yang gemar menolong tanpa pamrih. Setiap harinya, pria tersebut selalu berbuat kebaikan yang sama. Mulai dari membantu seorang ibu mendorong gerobaknya, memberi makan anjing, diam-diam memberi buah kepada seorang nenek tua, hingga memberikan uang kepada pengemis.







Ia juga memberikan bangkunya di bus kepada seorang wanita. Satu sikap yang cukup langka di kalangan anak muda saat ini. Meski demikian, kebaikan sang pria tak jarang membuat orang-orang yang melihatnya menggelengkan kepala.

Namun tengoklah narasi yang menyertai adegan demi adegan dalam video tersebut:

Ia tak mendapat apa-apa, dia tidak akan lebih kaya, dia tidak akan tampil di televisi, tetap anonim, dan tidak sedikit lebih terkenal. Apa yang ia terima adalah emosi. Ia menyaksikan kebahagiaan, menggapai pemahaman yang lebih dalam, merasakan cinta, menerima apa yang tidak bisa dibeli dengan uang. Membuat dunia jadi lebih indah.

Ya, di akhir video sang pria mendapatkan balasan dari kebaikan hatinya. Ia memang tidak menjadi terkenal dengan berbuat kebaikan, namun pria tersebut menerima cinta dari orang-orang yang dibantunya. Cinta yang tidak bisa dibeli dengan uang. [AM/Vivanews/BersamaDakwah]