Selamat Datang di Web Jendela Keluarga Aris Nurkholis - Ratih Kusuma Wardani

Jendela Keluarga: Mewujudkan Keluarga Islami

Keluarga muslim adalah keluarga yang dibangun atas dasar nilai-nilai keislaman, Setiap anggota keluarga komintmen terhadap nilai-nilai keislaman. Sehingga keluarga menjadi tauladan dan lebih dari itu keluarga menjadi pusat dakwah Islam.

Merajut Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah

Keluarga sakinah adalah keluarga yang semua anggota keluarganya merasakan cinta kasih, keamanan, ketentraman, perlindungan, bahagia, keberkahan, terhormat, dihargai, dipercaya dan dirahmati oleh Allah SWT.

Cinta Tanpa Syarat

Ketika suami dan isteri sudah menetapkan “cinta tanpa syarat” dan saling memahami, maka perbedaan dan pertengkaran tidak membesar menjadi konflik yang merusakkan kebahagiaan keluarga.

Cinta Tidak Harus Dengan Kata

Mencintai dengan sederhana, adalah mencintai “dengan kata yang tak sempat diucapkan” dan “dengan isyarat yang tak sempat disampaikan”.

Komunikasi dan Interaksi Penuh Cinta

Hal yang sangat vital perannya dalam menjaga keharmonisan rumah tangga adalah interaksi dan komunikasi yang sehat, komunikasi yang indah dan melegakan serta komunikasi penuh cinta antara seluruh anggotanya.

Sunday, December 22, 2013

Jika Istrimu Seorang Engineer

Jendela Keluarga: Kalian tahu, para lelaki, tidak mudah bagi seorang wanita untuk memutuskan jadi engineer. Mereka harus bergumbul di dunia yang seharusnya tempat laki-laki berada bukannya wanita. Mereka harus bersaing diantara para lelaki cerdas dan berlogika kuat, tapi tak apalah toh ini salah satu cita-citanya. Toh sekarang adalah jamannya emansipasi wanita “katanya”.

Jika istrimu adalah seorang engineer, yang mungkin di mata orang umum hanya bisa mengutak-atik program di komputer. Menghitung segala rumus-rumus rumit, membuat analisa untuk proyek-proyek besarnya, tapi ingatlah mereka masih tetaplah seorang wanita. Seorang wanita yang tetap menjadi ibu yang lembut bagi anak-anak kalian kelak. Ibu yang akan menggendong anak-anak kalian ketika mulai rewel. Ibu yang membuatkan susu untuk mereka ketika mulai menangis. Ibu yang mengganti popok mereka, memandikan mereka dan masih banyak hal yang dia lakukan.


Mungkin di mata kalian, seorang engineer hanya menghabiskan waktunya berlama-lama didepan komputer, rapat bersama client penting, survey di site project mereka. Namun ingatlah, kalian suami dan anak-anak tetap berada di hatinya sepanjang waktu, kemanapun dia pergi. Dia adalah orang yang tak akan lupa menyebut kalian dalam doa disetiap sujudnya dan disetiap langkahnya.

Dialah yang selalu melakukan semua tugas rumah tangga yang sudah menjadi kewajibannya. Dialah yang nantinya akan bangun paling pagi sebelum kalian bangun, tetapi dia jugalah yang akan tidur paling akhir. Dia akan selalu memastikan anak-anaknya bisa tidur dengan lelap, bahkan dia akan memastikan tidak ada seekor nyamuk pun yang akan menggangu tidur anak-anaknya nanti. Dia juga yang akan mencium keningmu saat kamu tidur, bahkan memijat-mijat badan kalian ketika kalian mulai mengeluh capek.

Jika istrimu adalah seorang engineer, yang mungkin dimata orang umum kurang pandai berdandan seperti wanita modis yang lain, tapi dia akan berusaha cantik di matamu. Dia akan berusaha membuat dirinya terlihat menarik dan tetap pintar tentunya di matamu.

Jika istrimu adalah seorang engineer, yang mungkin di mata orang umum adalah sesosok wanita yang cuek dan tomboy. Ingatlah dia tidak bisa secuek itu, dia tetaplah seorang manusia biasa yang akan stress dan tertekan ketika banyak deadline yang harus diselesaikannya. Dia tetaplah seorang manusia yang akan merasa terpuruk ketika atasannya memarahinya. Dia juga tetap akan menitikkan air mata saat dia sudah merasa terlalu capek menahan semua beban yang ada di pundaknya.

Dia tetap butuh pelukan hangat darimu yang bisa menentramkan, dia tetap butuh senyuman tulus darimu. Tetaplah genggam tangannya ketika dia mulai jatuh. Tetaplah berada di depannya ketika dia butuh perlindungan. Dan tetaplah berada di sisinya karena meskipun tampak kuat dia hanyalah seorang wanita yang butuh didampingi disetiap langkahnya.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Submitted :
Ayu Haristyana
Seorang Engineer dan Seorang Istri
Teknik Kelautan - ITS

Sudahkah Kita Memuliakan Ibu..

Jendela Keluarga: Sejarah tidak pernah mengenal agama atau aturan apa pun yang memuliakan dan mengangkat derajat serta kedudukan perempuan sebagai seorang ibu sedemikian tinggi, selain Islam. Perintah Allah untuk berbuat baik kepada ibu datang segera setelah perintah-Nya untuk bertauhid dan menyembah-Nya. Islam mejadikan berbakti kepada ibu sebagai salah satu pangkal pokok kebaikan dan menjadikan hak ibu lebih besar ketimbang bapak. Hak ibu lebih besar daripada bapak karena ibu menanggung beban berat saat mengandung, melahirkan, menyusui dan mendidik anak. Hal ini ditegaskan al-Qur`an dan diulanginya pada lebih dari satu surat agar para anak memerhatikan dan mencamkannya di jiwa dan hati mereka.

Firman-Nya: 
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan (QS al-Ahqâf/46: 15).
Ayat diatas menjelaskan akan hak ibu terhadap anaknya. Ketahuilah, bahwasanya ukuran terendah mengandung sampai melahirkan adalah 6 bulan (pada umumnya adalah 9 bulan 10 hari), ditambah 2 tahun menyusui anak, jadi 30 bulan.
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu (QS Luqmân/31: 14).
Dalam ayat ini disebutkan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan, yang pertama adalah hamil, kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah. Sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadits berikut,
Seorang laki-laki datang menemui Nabi Saw. dan bertanya: 

“Ya Rasulullah, 
siapakah yang paling berhak mendapat perlakuan baikku?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Ia bertanya lagi:
“Lalu siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Ia bertanya lagi:
“Lalu siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Ia bertanya lagi:
“Lalu siapa?” Beliau menjawab: “Bapakmu” (HR Bukhârî).

Berbuat baik pada ibu meliputi antara lain memperlakukannya dengan baik, menghormati, merendahkan diri, menaati selain dalam maksiat, dan meminta ridhanya dalam segala urusan. Bahkan dalam berjihad, jika jihadnya fardu kifayah, haruslah atas seizin ibu. Berbakti pada ibu juga merupakan jihad. 

Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. dan berkata: 

“Ya Rasulullah, aku ingin berperang. Aku datang untuk meminta nasihatmu.” Beliau bertanya: “Kamu masih punya ibu?” Ia menjawab: “Ya.” Beliau bersabda: “Berbaktilah kepadanya. Sesungguhnya surga berada di kedua kakinya” (HR al-Nasâ`î). 

Beberapa ajaran pra-Islam mengabaikan posisi dan kemuliaan ibu. Lalu Islam datang dengan seperangkat ajaran yang memuliakan serta menjunjung tinggi martabat dan kedudukan ibu. Bukan hanya ibu; bibi—baik bibi dari pihak ayah maupun dari pihak ibu—pun dimuliakan Islam begitu rupa. Seorang laki-laki mendatangi Nabi Saw. dan berkata: 

“Aku telah melakukan dosa besar. Adakah kesempatan bagiku bertobat?” Nabi Saw. bersabda: “Apakah kamu masih punya ibu?” Ia menjawab: “Tidak.” Nabi bertanya lagi: “Apakah kamu masih punya khâlah (bibi dari pihak ibu)?” Ia menjawab: “Ya.” Nabi bersabda: “Maka berbuat baiklah kepadanya” (HR. Tirmidzî).

Dalam hal ini, di antara ajaran Islam paling mengagumkan adalah bahwa Islam tetap menyuruh berbuat baik kepada ibu walaupun ia seorang musyrik. Asmâ` bint Abi Bakr bertanya kepada Nabi Saw. tentang bagaimana ia berhubungan dengan ibunya yang musyrik. Nabi Saw. berkata padanya: 

“Ya, tetaplah berhubungan dengan ibumu” (HR Muslim). 

Di antara perhatian serta penghargaan Islam terhadap ibu dan hak-haknya adalah bahwa ia menjadikan ibu lebih berhak atas pengasuhan anak-anaknya daripada ayah. Seorang perempuan berkata kepada Rasulullah Saw.: 

“Ya Rasulullah, sesungguhnya anakku ini, dulu di perutku ia hidup, dari payudaraku ia menetek, dan di punggungku ia kugendong. Kemudian bapaknya menceraikanku dan bermaksud merebutnya dariku.” Nabi Saw. berkata padanya: “Kamu lebih berhak atas anakmu itu selama kamu belum menikah” 
(HR Abû Dâwud). 

‘Umar dan istri yang diceraikannya mengadu kepada Abû Bakar tentang anak mereka, ‘Âshim. Abû Bakar pun memutuskan bahwa ‘Âshim jatuh ke tangan ibunya. Kepada ‘Umar, Abû Bakar berkata: “Aroma mantan isterimu, penciumannya, dan kata-katanya lebih baik untuk anakmu daripada kamu.” Kekerabatan ibu lebih dekat dan lebih utama dari bapak dalam hal kepengasuhan anak. 

Al-Qur`an mengabadikan beberapa nama ibu salehah sebagai pelajaran dan arahan bagi kaum Mukmin. Bagi pembinaan iman, kisah mereka memiliki pengaruh yang cukup signifikan. 

Ada ibunda Nabi Mûsâ yang memenuhi petunjuk Allah lewat ilham untuk menghanyutkan anaknya, belahan jiwanya, ke sungai Nil. Ia yakin seutuhnya akan janji Tuhan yang akan mengembalikan anaknya. 

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa: “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul” (QS al-Qashash/28: 7).

Ada ibunda Siti Maryam yang menazarkan janin di rahimnya untuk Allah. Dia berdoa setulus hati kepada Allah supaya Dia menerima nazanya: 

“Terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS Âli ‘Imrân/3: 35).

Ketika bayi yang lahir ternyata perempuan—tidak seperti yang dia angankan—ibunda Maryam tetap menunaikan nazarnya seraya memohon kepada Allah untuk menjaga anaknya (Maryam) dari segala keburukan: 

“Aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk” (QS Âli ‘Imrân/3: 36).

Kemudian Maryam puteri ‘Imrân, ibunda ‘ÃŽsâ al-Masî h. Al-Qur`an menjadikannya ikon kesucian, pengabdian kepada Allah dan keyakinan akan ayat-ayat-Nya:

Dan Maryam puteri ‘Imrân yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat (QS al-Tahrîm/66: 12).

Islam tidak mengkhususkan tanggal tertentu untuk merayakan hari ibu, sebab Islam memuliakan ibu sepanjang hayatnya, bahkan setelah kematiannya. Adalah kewajiban para anak untuk memuliakan, berbuat baik, dan menjaga ibu mereka setiap saat, setiap waktu. Ibulah yang mengandung, melahirkan, mengasuh, mendidik, berjuang, berkorban, dan menanggung banyak beban demi kebahagiaan anak-anaknya. Ibu selalu menjaga nikmat yang dianugerahkan Allah, yakni nikmat umûmah (keibuan), membimbing dan meluruskan anak-anaknya agar mereka tumbuh menjadi generasi yang unggul berbekal iman, kasih-sayang, kebaikan, kemurahan hati, dan kesetiaan yang total terhadap kebenaran. Seorang ibu begitu berharga dan mulia, selamanya. Tidak ada pilihan selain memuliakan dan berbuat baik kepadanya, setiap saat—baik selagi ia masih hidup maupun setelah meninggal.

Kata-kata berikut kiranya dapat menggambarkan sosok ibu: 

Ibu: Perasaan yang lembut, batin yang halus, jiwa yang peka, air mata bahagia, keindahan, ketegaran, dan ketangguhan. 

Ibu: Padanan kehidupan, tempat mengadu, tiang pancang tegaknya banyak urusan, penentu damainya rumah, dan kunci kesuksesan. 

Ibu: Kebeningan hati, kesucian batin, kesetiaan, ketulusan, kasih-sayang, kebaikan, kesungguhan, pengorbanan, dan ketulusan. 

Ibu: Makhluk paling tegar, jiwanya paling berharga, perasaannya paling halus, kakinya paling tangguh, pribadinya paling mandiri, tekadnya paling teguh, tangannya paling pemurah, dan dadanya paling lapang. 

Ibu: Teman terbaik di kala susah, sahabat terdekat di saat senang. 

Ibu: Sumber kasih-sayang, perhatian, dan kebaikan tanpa batas; penunjuk jalan iman dan ketenangan jiwa, sumber ketenangan dan rasa aman, cahaya kehidupan, dan cinta tak berbatas. 

Kata-kata sepanjang apa pun dan lembaran-lembaran sebanyak apa pun, tidak akan cukup.
untuk menghitung keutamaan ibu serta semua haknya untuk mendapatkan penghormatan, pemuliaan, perlakuan baik dan pengabdian. Namun mungkin kita bisa menyimpulkan sosok ibu dalam kata-kata singkat ini: 

“Ketulusan dan pengorbanan dalam keseluruhan bentuk dan maknanya.” Al-Qur`an memberikan perhatian khusus terhadap ibu dan menyuruh manusia untuk memerhatikannya. Perhatian khusus itu diberikan terutama karena ibu telah menanggung banyak beban demi kelangsungan dan kebahagiaan hidup anak-anaknya. Allah telah memerintahkan berbakti kepada ibu, melarang mendurhakainya, dan mengaitkan ridha-Nya dengan ridha ibu. Nabi Saw. pun mewanti-wantikan tentang hak ibu. Dibanding ayah, ibu lebih berhak untuk mendapatkan budi baik dari anak-anaknya. Dalam hal ini, keutamaan ibu atas ayah dikarenakan dua hal: 

Pertama , ibu menanggung beban mengandung anak, melahirkan, menyusui, mengurus, mengasuh, dan mendidiknya. QS Luqmân/31: 14 menegaskan hal ini.

Kedua , fithrah kasih sayang, kelembutan, cinta, dan perhatian ibu lebih besar dari ayah.

Di antara bukti betapa besarnya kasih sayang ibu adalah bahwa betapa pun durhakanya seorang anak kepada ibunya, ibu akan melupakan kedurhakaan anaknya itu ketika sang anak tertimpa musibah atau mendapat kesulitan hidup. Tidak ada seorang pun yang mampu menghitung atau menakar hak orang tua atas anak-anaknya. Di antara dua orang tua, ibulah yang lebih berhak atas segala pengabdian, budi baik, pemuliaan dan penghormatan anak. 

Islam sangat menjunjung tinggi dan mensucikan hubungan atau ikatan dengan ibu. Untuk menjaga kesucian ini, Islam mengharamkan menikah dengan ibu: 

Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu (QS al-Nisâ`/4: 23).

Dengan tegas Islam menyatakan bahwa ikatan suami-istri tidak akan pernah berubah menjadi ikatan anak-ibu. Sangat jauh perbedaan antara keduanya: 

Dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu (QS al-Ahzâb/33: 4).

Ada baiknya di sini ditampilkan kata-kata para tokoh & sebagai seorang anak tentang sosok ibu : 


“Keibuan adalah anugerah terbesar yang Tuhan peruntukkan bagi kaum perempuan” (Marry Hopkins). 

“Tidak ada di dunia ini bantal yang lebih lembut dari pangkuan ibu” (Shakespear). 

“Aku tidak akan menamaimu wanita. Aku akan menamaimu segalanya” (Ma hmûd Darwîsy).

“Ibu adalah segalanya dalam hidup ini. Dia adalah pelipur lara dalam kesedihan, pembawa harapan dalam keputusasaan, dan kekuatan dalam kelemahan” (Kahlil Gibran). 

“Tanpa ibu, umat tidak akan ada. Karena ibulah umat ada” (Khalil Mathran). 

“Jika dunia ada di tangan yang satu dan ibu di tangan satunya lagi, pastilah aku pilih tangan di mana ibu berada” (Jean Jaques Rouseou). 

“Ibulah yang menggoyang ayunan dengan tangan kanannya dan mengoyang (mengguncang) dunia dengan tangan kirinya” (Napoleon Bonaparte). 

“Di dunia, hanya satu yang lebih baik dari istri; ibu” (Syafir). 

“Tidak ada dalam hidup ini seorang perempuan yang menghibahkan seluruh hidup, kasih sayang dan cintanya tanpa meminta imbalan, selain ibu. Maka berilah ia, ya Tuhan, umur yang lebih panjang dari umur manusia” (Schuber). 

“Satu-satunya tempat di mana aku dapat menyandarkan kepala padanya dan tidur di dalamnya dengan tenang dan nyaman, adalah pangkuan ibu” (Voltaire). 

“Ketika aku menunduk mencium tanganmu, mencucurkan airmata di dadamu, dan menangkap tanda rela dari sorot matamu; hanya ketika itu aku merasakan kesempurnaan diri sebagai seorang laki-laki” (Islam Syamsuddîn). 

“Tak ada sesuatu pun di dunia yang lebih manis dari hati ibu” (Martin Luther). 

“Anda boleh melupakan segala hal tentangku, kecuali apa yang telah diajarkan ibu kepadaku” (Nixon). 

“Ibu selalu mencintai dan hanya mengetahui cinta” (Cyrus). 

“Seandainya seluruh semesta menjadi kecil, maka ibu akan tetap besar” (Victor Hugo). 

“Segala yang dikerahkan oleh para bapak tidak akan sebanding dengan satu kasih sayang saja dari kasih sayang ibu yang tanpa batas” (Voltaire). 

“Lantunan terlembut dan senandung terindah hanya dapat diberikan oleh hati ibu” (Bethoven). 

“Saat paling bahagia bagi seorang wanita; saat dimana ia merasakan kesejatian dan keabadian dirinya sebagai wanita serta sebagai ibu, adalah saat ia melahirkan” (‘Abbâs Ma hmûd al-‘Aqqâd).

Sumber: Fb. Renungan dan Kisah Inspiratif

Delapan Karakter Suami Ideal

Suami ideal - ilustrasi
Jendela Keluarga; Anda ingin menjadi suami ideal? Ingin menjadi suami yang dicintai dan dibanggakan istri, sekaligus dirindukan bidadari? Inilah 8 karakter yang perlu Anda miliki. Jika belum ada pada diri, 8 karakter ini perlu ditarbiyah sejak dini.

1. Suami yang sejak awal telah menunjukkan kejujuran dan sikap terus terang. Kelemahan dan kekurangan yang dimiliki tidak disembunyikan sejak melamar.

2. Suami yang menggauli istrinya dengan baik; lembut; memuliakan dan menerima kelebihan serta kekurangan keluarga istrinya.

3. Suami yang mampu menghibur istri dan bersikap lembut terhadap istri. Ia berbicara dengan bahasa yang menarik, mau mengerti dan mendengar perkataan istrinya jika memang pendapatnya itu logis dan tak melanggar agama.

4. Suami yang tidak terlalu pencemburu, tidak mengumbar prasangka, tidak suka memata-matai dan tidak berlebihan.

5. Suami yang memberikan belanja yang cukup kepada istri, tidak boros dan juga tidak bakhil.

6. Suami yang selalu tampil di muka istrinya dengan rapi dan meyakinkan. Ia selalu menjaga penampilan dan kebersihannya, sehingga yang tercium darinya hanyalah bau harum semerbak.

7. Suami yang senantiasa menjaga rahasia rumah tangga. Hal ini mencegah orang-orang sekitarnya menggunjing keluarga mereka.

8. Suami yang senantiasa menjaga kejantanannya, baik secara fisik maupun psikis, sehingga memancarkan kewibawaan.

sumber: bersamadakwah.com

Wednesday, December 18, 2013

29 Desember 2012 di Masjid Muttaqien Pucang Banjarnegara


Photo bersama keluarga kakak dan adik : mas hanif, mas anas, saya, istri, candra dan fajar


 

Jendela Keluarga; Tanggal 29 Desember 2012 Pukul 09.00 WIB di Masjid Muttaqien Desa Pucang, Bawang, Banjarnegara. telah teruacap sebuah ikrar yang suci nan mulia, ikrar yang menandakan bersatunya dua insan dalam sebuah ikatan yang kuat (mitsaqan ghalidzan) yaitu pernikahan . Sungguh sebenarnya ikrar itu bukanlah dihadapan penghulu, namun sesungguhnya kita telah berikrar dan berjanji di hadapan Allah SWT. Maka kukuhkanlah ikatan pertalian ini, kekalkanlah cinta kami. tunjukilah jalan-jalan kami, penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar, lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan keindahan bertawakkal kepadaMu..

Ya Allah... Engkau telah menyatukan kami dalam ikatan suci kepada-Mu. Ridhoi apa yang telah kami ikrarkan di hadapan-Mu. Kuatkanlah tali Dan jadikanlah kami dan anak-anak kami kelak menjadi penegak-penegak agama-Mu. Aamiin.

Ya Allah.. karuniakan kepada kami keteguhan dalam mengarungi luasnya samudera rumah tangga yang baru kami bangun. Ingatlah senantiasa akan komitmen yang telah kami ikrarkan. Jadikanlah setiap masalah yang menimpa kami, menjadi pemacu untuk kami supaya menjadi lebih baik lagi untuk ke depannya. kami sadar ya Allah.. sungguh jalan yang kami tempuh tidak melulu jalan yang selalu bertaburkan bunga, tetapi juga jalan semak belukar yang penuh dengan onak dan duri. Berikut ku panjatkan doa rabhitah kepada-Mu ya Allah,  Sungguh Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.

Ya Allah…

Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa dalam taat padaMu,
telah bersatu dalam dakwah padaMu,
telah berpadu dalam membela syari’atMu.

Karena itu ya Allah, kukuhkanlah ikatannya,
kekalkanlah cintanya. tunjukilah jalan-jalannya,
penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar,
lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan keindahan
bertawakkal kepadaMu,

nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu,
matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Aamiin.

Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan.
 


Ku Panjatkan Doa Untuk Anakku Tercinta


Photo Hafidz


Nama             : Muhammad Hafidz Nashihuddin
Lahir tagl       : 30 Oktober 2013 / 26 Dzulhijah 1434 H


Ya Allah! Jadikanlah nama ini memberi berkah baginya, menjadi anak yang taqwa kepada Allah dan Rosul-Nya dan berbakti kepada ibu bapaknya.


Ya Allah! Panjangkanlah umurnya dalam mentaati agama Engkau, sehatkanlah tubuhnya.  Jadikanlah dia sebagai pimpinan setelah dewasa, dan tetapkanlah imannya menghadapi cobaan dunia dan akhirat.


Ya Allah! Aku berlindung untuk anak ini dengan kalimat Allah Yang Sempurna dari segala gangguan syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk bagi apa yang dilihatnya.

Ya Allah, berilah kefahaman kepadanya dalam urusan agama dan ajarkannya Takwil (tafsir al-quran).

Ya Allah, ilhamkannya Takwil (tafsir al-quran) dan ajarkannya hikmah (ilmu yang tepat)


Ya Allah! jadikanlah aku dan keturunanku orang-orang yang selalu mendirikan sholat. Ya Allah, kabulkanlah doaku.

Ya Allah! jadikanlah istri/suami (pasangan) dan keturunan kami sebagai buah hati kami dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertakwa.

Ya Allah! Jadikanlah anak ini menjadi anak yang sholeh, taat kepada Allah dan Rosul-Nya, berbakti kepada kedua orang tua, dan bermanfaat bagi Agama, Nusa, Bangsa dan Negara.

Aamiin ya robbal ‘alamiin..


Kami Yang Berbahagia:

Aris Nurkholis -  Ratih Kusuma Wardani

Monday, December 16, 2013

Ku melihat bidadari dalam dirimu


Jendela Keluarga
Kau adalah surgaku.tempat pertemuan cintaku yang terakhir.
Kau adalah doaku kesenangan jiwaku.
Kau adalah ketenangan yang kucari.
kau ada di setiap denyut jantungku..
dan tak ada yg lain yg ku tahu.
kecuali bahwa....


aku melihat bidadari dalam dirimu..
entah harus bagaimana ku lukiskan semua ini..

aku melihat bidadari dalam dirimu..
entah harus bagaimana ku harus menggoreskan dirimu dalam sketsa hatiku..

Aku tak berdaya, kecuali mengharap mu pada Robbku..
entah aku harus bagaimana...?

Begitu jauh.. kini kita melangkah.. 

Kau bagaikan lentera yang bercahaya di surga... 
Yang menerangi terang kesempurnaan.
Dan menerangi hatiku...

kau adalah cahaya dalam hatiku..
kau adalah perhiasan bagiku..
tak ada yang ku tahu selain itu
kecuali bahwa : aku melihat bidadari dalam dirimu...

Sweet Memory 29 Desember 2012


Photo resepsi walimahan


Moment bersejarah dalam perjalanan hidup kami, sebuah moment yang menjadi awal untuk membangun sebuah peradaban baru yang lebih baik.

Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu,
telah berjumpa dalam taat padaMu,
telah bersatu dalam dakwah padaMu,
telah berpadu dalam membela syari’atMu.
Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya.
Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan
keindahan bertawakkal kepadaMu.
Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu.
Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan.