Jendela-Keluarga; Setiap tanggal 5 Juni setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day). Hari Lingkungan Hidup ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak tahun 2000. Pada hari ini menjadi suatu hal yang penting bagi penduduk bumi untuk meneguhkan kembali arti penting lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Diseluruh penjuru dunia tidak terkecuali Indonesia selalu terus berupaya melakukan dan menumbuhkan kesadaran dan kepedulian tentang pentingnya memelihara dan melestarikan lingkungan hidup.
Walaupun setiap tahunnya telah
diperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan berbagai macam kegiatan dan upaya
telah dilakukan dalam rangka menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan
hidup, bukan berarti masalah-masalah lingkungan hidup sudah terselesaikan.
Namun, masih banyak kita jumpai berbagai permasalahan lingkungan hidup
ditengah-tengah masyarakat kita. Salah satu contoh kecil seringkali masih
banyak kita temukan banyak limbah sampah berserakan disekitar lingkungan kita. Masalah
limbah sampah ini sudah menjadi masalah laten terhadap lingkungan, tidak
terkecuali lingkungan sekolah. Sampah menjadi satu persoalan tersendiri yang
sampai hari ini penyelesaiannya tak kunjung usai. Masalah ini muncul seiring
dengan pemenuhan kebutuhan manusia. Sikap manusia dalam pemenuhan kehidupan
tersebut mempengaruhi sejauh mana kualitas lingkungan sekitar. Lebih sering
dijumpai sikap dan perilaku manusia tersebut memberikan banyak dampak negative
daripada dampak positif terhadap lingkungan.
Pendidikan diharapkan dapat
menjawab tantangan untuk mewujudkan generasi masa depan yang peduli terhadap lingkungan.
Kurikulum 2013 yang telah dirumuskan oleh pemerintah merupakan salah satu
terobosan yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan generasi-generasi masa
depan yang peduli terhadap lingkungan. Banyaknya permasalahan lingkungan
yang mengemuka seperti tumpukan sampah
berserakan dimana-mana, sungai-sungai yang penuh dengan sampah, pembalakan
liar, pembakaran hutan, dan sebagainya menjadi salah satu alasan munculnya
kurikulum 2013 ini. Kurikulum ini diharapkan mampu menjawab tantangan dan
permasalahan-permasalahan lingkungan yang terjadi ditengah kehidupan
masyarakat.
Dalam kurikulum 2013 ini, syarat
akan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup. Bahkan nilai-nilai tersebut ada
dalam setiap jenjang pendidikan. Hal ini terlihat dalam standar kompetensi
lulusan untuk jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas secara
eksplisit mencantumkan bahwa peserta didik dituntut untuk memiliki perilaku
yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam. Dalam SKL tersebut tampak jelas
kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik yaitu memiliki sikap
bertanggungjawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan
alam. SKL ini muncul didasarkan oleh permasalahan lingkungan yang selama ini
terjadi. Kemudian SKL ini diturunkan menjadi standar isi melalui
kompetensi-kompetensi inti yang bebas matapelajaran. Sehingga dalam hal ini pendidikan
lingkungan hidup tidak hanya menjadi salah satu tanggunggjawab matapelajaran
tertentu melainkan semua matapelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan
pengetahuan, keterampilan dan sikap bertanggungjawab dalam berinteraksi dengan
lingkungan social dan alam.
Untuk mewujudkan hal tersebut,
tidak terlepas dari peran guru sebagai seorang pendidik. Guru sebagai pelaksana
kurikulum 2013 harus memahami betul segala bentuk, isi, dan strategi
penerapannya. Guru dalam hal ini perlu merumuskan proses pembelajaran yang mampu
mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup kepada
peserta didik. Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran mengedepankan
pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk
meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta
didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning. Proses pembelajaran ini diharapkan mampu
mengajarkan dan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup kepada peserta didik. Lebih
jauh daripada itu guru juga dituntut untuk menjadi pelopor dalam ketauladanan
menjaga dan melestarikan lingkungan. Sehingga nilai-nilai kepedulian terhadap
lingkungan yang diinginkan dalam
kurikulum 2013 ini dapat tersampaikan dengan baik dan mampu membentuk karakter
peserta didik kita. Dengan harapan penerapan kurikulum 2013 ini kedepan mampu
mencetak generasi-generasi masa depan bangsa Indonesia yang peduli terhadap
lingkungan.
Oleh: Aris Nurkholis
0 comments:
Post a Comment