Selamat Datang di Web Jendela Keluarga Aris Nurkholis - Ratih Kusuma Wardani

Sunday, June 8, 2014

Kurikulum 2013 dan Pendidikan Lingkungan Hidup




Jendela-Keluarga; Setiap tanggal 5 Juni setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day). Hari Lingkungan Hidup ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak tahun 2000. Pada hari ini menjadi suatu hal yang penting bagi penduduk bumi untuk meneguhkan kembali arti penting lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Diseluruh penjuru dunia tidak terkecuali Indonesia selalu terus berupaya melakukan dan menumbuhkan kesadaran dan kepedulian tentang pentingnya memelihara dan melestarikan lingkungan hidup.

Walaupun setiap tahunnya telah diperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan berbagai macam kegiatan dan upaya telah dilakukan dalam rangka menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan hidup, bukan berarti masalah-masalah lingkungan hidup sudah terselesaikan. Namun, masih banyak kita jumpai berbagai permasalahan lingkungan hidup ditengah-tengah masyarakat kita. Salah satu contoh kecil seringkali masih banyak kita temukan banyak limbah sampah berserakan disekitar lingkungan kita. Masalah limbah sampah ini sudah menjadi masalah laten terhadap lingkungan, tidak terkecuali lingkungan sekolah. Sampah menjadi satu persoalan tersendiri yang sampai hari ini penyelesaiannya tak kunjung usai. Masalah ini muncul seiring dengan pemenuhan kebutuhan manusia. Sikap manusia dalam pemenuhan kehidupan tersebut mempengaruhi sejauh mana kualitas lingkungan sekitar. Lebih sering dijumpai sikap dan perilaku manusia tersebut memberikan banyak dampak negative daripada dampak positif terhadap lingkungan.

Pendidikan diharapkan dapat menjawab tantangan untuk mewujudkan generasi masa depan yang peduli terhadap lingkungan. Kurikulum 2013 yang telah dirumuskan oleh pemerintah merupakan salah satu terobosan yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan generasi-generasi masa depan yang peduli terhadap lingkungan. Banyaknya permasalahan lingkungan yang  mengemuka seperti tumpukan sampah berserakan dimana-mana, sungai-sungai yang penuh dengan sampah, pembalakan liar, pembakaran hutan, dan sebagainya menjadi salah satu alasan munculnya kurikulum 2013 ini. Kurikulum ini diharapkan mampu menjawab tantangan dan permasalahan-permasalahan lingkungan yang terjadi ditengah kehidupan masyarakat.

Dalam kurikulum 2013 ini, syarat akan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup. Bahkan nilai-nilai tersebut ada dalam setiap jenjang pendidikan. Hal ini terlihat dalam standar kompetensi lulusan untuk jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas secara eksplisit mencantumkan bahwa peserta didik dituntut untuk memiliki perilaku yang mencerminkan sikap  orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam. Dalam SKL tersebut tampak jelas kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik yaitu memiliki sikap bertanggungjawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam. SKL ini muncul didasarkan oleh permasalahan lingkungan yang selama ini terjadi. Kemudian SKL ini diturunkan menjadi standar isi melalui kompetensi-kompetensi inti yang bebas matapelajaran. Sehingga dalam hal ini pendidikan lingkungan hidup tidak hanya menjadi salah satu tanggunggjawab matapelajaran tertentu melainkan semua matapelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap bertanggungjawab dalam berinteraksi dengan lingkungan social dan alam.

Untuk mewujudkan hal tersebut, tidak terlepas dari peran guru sebagai seorang pendidik. Guru sebagai pelaksana kurikulum 2013 harus memahami betul segala bentuk, isi, dan strategi penerapannya. Guru dalam hal ini perlu merumuskan proses pembelajaran yang mampu mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup kepada peserta didik. Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning. Proses pembelajaran ini diharapkan mampu mengajarkan dan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup kepada peserta didik. Lebih jauh daripada itu guru juga dituntut untuk menjadi pelopor dalam ketauladanan menjaga dan melestarikan lingkungan. Sehingga nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan  yang diinginkan dalam kurikulum 2013 ini dapat tersampaikan dengan baik dan mampu membentuk karakter peserta didik kita. Dengan harapan penerapan kurikulum 2013 ini kedepan mampu mencetak generasi-generasi masa depan bangsa Indonesia yang peduli terhadap lingkungan.

Oleh: Aris Nurkholis

0 comments:

Post a Comment