Jendela Keluarga: Berikut ringkasan materi tausiyah Mabit ADK Kampus se-Sleman Gabungan (UIN, UII, UPN, Instiper, Amikom). Tausiyah disampaikan oleh Ustd. Ahmad dahlan, beliau menyampaikan salah satu hadish arba'in yang ke-19. berikut ulasannya:
Dari Abu Abbas Abdullah bin Abbas RA
berkata, ‘Saya pernah berada di belakang Rasulullah SAW pada suatu hari, beliau
bersabda, ‘Wahai anak, saya hendak mengajarimu beberapa kalimat; Jagalah Allah,
niscaya Allah akan menjagamu; jagalah Allah, niscaya engkau mendapati-Nya
bersamamu; jika engkau meminta, mintalah kepada Allah; jika engkau meminta
tolong, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah, jika umat manusia bersatu
untuk memberi manfaat dengan sesuatu, mereka tidak dapat melakukannya kecuali dengan
sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka bersatu untuk
mencelakakanmu dengan sesuatu, mereka tidak akan dapat melakukannya kecuali
dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan
lembaran-lembaran telah kering.’ (HR. Turmudzi).
Takhrij Hadits
- Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dalam Kitab Shifatil Qiyamah War Raqa’iq Wal Wara’ ‘An Rasulillah, hadits no 2440.
- Hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam musnadnya, dalam bidayah musnad Ibni Abbas RA, hadits no 2537.
Pelajaran Hadits:
1. Cara Nabi SAW memberikan nasihat yang
sangat bijaksana, di mana beliau memberikan nasihat kepada Ibnu Abbas dengan
beberapa metode:
a. Beliau
memulai sapaan dengan panggilan “Ya Ghulam” (wahai anak muda) kepada Ibnu
Abbas. Ghulam umumnya digunakan untuk memanggil seorang anak yang menjelang
dewasa, atau untuk memanggil anak yang baru dewasa. Sapaan seperti ini tentunya
akan menentramkan siapapun yang disapanya, sehingga ia akan lebih bisa
memperhatikan isi dari nasihat tersebut.
b. Bahwa
Nabi SAW memberikan nasihat kepada Ibnu Abbas RA ketika ia membonceng di
belakang Nabi Muhammad SAW. Dalam kondisi seperti ini, tentulah kedekatan antara Nabi
SAW dengan Ibnu Abbas menjadikan nasihat yang diberikan akan menjadi sangat
efektif dan mudah diterima dalam hati.
c. Nabi
SAW juga memulai memberikan nasihat dengan ungkapan; ‘Inni u’allimuka kalimaat’
(aku hendak mengajarimu beberapa kalimat). Artinya bahwa Nabi SAW menyampaikan
kepada Ibnu Abbas, ada beberapa poin nasihat yang akan disampaikan beliau
kepadanya. Penyampaian seperti ini tentu akan membuka memori Ibnu Abbas untuk
menyimpan beberapa poin tersebut.
2. Adapun nasihat yang disampaikan
Rasulullah SAW kepada Ibnu Abbas adalah beberapa poin penting
a. Jagalah
Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Maksud dari jagalah Allah adalah pesan
untuk berpegang teguh terhadap perintah-perintah Allah dan tidak melanggar
larangan-larangan Allah SWT. Atau dengan kata lain, pesan untuk senantiasa taat
terhadap syariat Allah SWT. Dan apabila kita menjaga syariat dan hukum-hukum
Allah SWT, maka niscaya Allah SWT akan menjaga dan memelihara kita, di manapun
kita berada. Karena Allah SWT adalah sebaik-baik pemelihara dan penjaga kita.
Dalam Al-Qur’an disebutkan:
Berkata Ya`qub:
“Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku
telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?”. Maka Allah adalah
sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.
(QS. Yusuf: 64)
b. Jagalah
Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya bersamamu. Ini adalah benefit kedua
apabila kita menjaga hukum dan syariat Allah SWT, yaitu bahwa Allah SWT akan
senantiasa bersama dengan kita. Maksudnya adalah bahwa Allah SWT akan selalu
menolong, membela, dan melindunginya. Dalam poin ini terdapat hikmah penting
yang tersirat, yaitu bahwa pertolongan Allah SWT sangat erat kaitannya dengan
aspek menjaga hukum dan syariat Allah SWT. Maka jika ingin mendapatkan
nashrullah, kita harus taat terhadap hukum dan syariat Allah SWT.
c. Jika
meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. Dalam poin ini sangat jelas pesan
Rasulullah SAW kepada ibnu Abbas dan juga kepada umatnya untuk senantiasa
meminta sesuatu dan bersandar hanya kepada Allah SWT. Karena Allah SWT lah yang
Maha Mengabulkan segala doa permintaan hamba-Nya. Dan larangan meminta kepada
selain Allah. Allah SWT berfirman :
Dan Tuhanmu
berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Ghafir: 60).
d. Jika
meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Sebagaimana poin sebelumnya bahwa
kita hanya boleh meminta kepada Allah, maka kita pun juga hanya boleh meminta
pertolongan kepada Allah SWT. Karena jika meminta pertolongan kepada Allah,
niscaya Allah SWT akan memberikan pertolongan-Nya dan menganugerahkan kemenangan.
Allah SWT berfirman :
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal. (QS. Ali Imran: 160)
e. Yang
dapat memberikan manfaat atau mudharat, hanyalah Allah SWT. Poin ini adalah
“buah” dari meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT. Karena hanya Allah lah
yang bisa memberikan pertolongan dan kemenangan. Oleh karenanya, jika suatu
kaum atau satu organisasi atau satu pasukan atau satu negara sekalipun berniat
untuk memberikan mudharat kepada kita, niscaya itu tidak akan pernah terjadi
tanpa adanya “izin” dari Allah SWT. Sebaliknya jika suatu kaum, kelompok,
organisasi atau negara sekalipun berniat untuk memberikan kebaikan kepada kita,
maka segala upaya mereka tidak akan pernah terjadi sama sekali, tanpa adanya
“izin” dari Allah SWT. Kuasa Allah SWT meliputi segala sesuatu. Allah SWT
berfirman :
Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (QS. Al-An’am: 17).
f. Pena
telah diangkat dan kertas telah kering. Artinya segala sesuatu yang terjadi,
pasti sudah tertulis di Lauhil Mahfudz sesuai dengan kehendak Allah. Maka oleh
karenanya, dalam menjalani kehidupan dan perjuangan, yang terpenting dilakukan
adalah ikhtiar dan usaha yang maksimal. Kita hanya diperintahkan untuk
berusaha, adapun hasil adalah diserahkan kepada Allah SWT. Jika dalam
perjalanan terjadi sesuatu, maka pastilah hal tersebut terdapat hikmah yang
besar karena hal tersebut terjadi adalah karena izin dan kehendak Allah SWT.
Wallahu A’lam bis shawab.
0 comments:
Post a Comment