Selamat Datang di Web Jendela Keluarga Aris Nurkholis - Ratih Kusuma Wardani

Tuesday, February 11, 2014

Istriku Sayang, Maafkan Aku...





Jendela Keluarga: Suatu hari seorang suami pulang kerja, dan mendapati tiga orang anaknya sedang berada di depan rumah. Semuanya bermain lumpur, dan masih memakai pakaian tidur. Berarti semenjak bangun tidur, mereka belum mandi dan belum berganti pakaian.

Sang suami melangkah menuju rumah lebih jauh.. Ternyata .. kotak-kotak bekas bungkus makanan tersebar di mana-mana. Kertas-kertas bungkus dan plastik bertebaran tidak karuan. Dan … pintu rumah bagian depan dalam keadaan terbuka.

Begitu ia melewati pintu dan memasuki rumah... MasyaAllah … kacau … berantakan … ada lampu yang pecah. Ada sajadah yang tertempel dengan permen karet di dinding. Televisi dalam keadaan on dan dengan volume maksimal. Boneka bertebaran di mana-mana. Pakaian acak-acakan tidak karuan menyebar ke seluruh penjuru ruangan.

Dapur? Ooooh tempat cucian piring penuh dengan piring kotor. Sisa makanan pagi masih ada di atas meja makan. Pintu kulkas terbuka lebar.

Sang suami mencoba melihat lantai atas. Ia langkahi boneka-boneka yang berserakan itu. Ia injak-injak pula pakaian yang berserakan tersebut. Maksudnya adalah hendak mendapatkan istrinya, siapa tahu ada masalah serius dengannya.

Pertama sekali ia dikejutkan oleh air yang meluber dari kamar mandi. Semua handuk berada di atas lantai dan basah kuyup. Sabun telah berubah menjadi buih. Tisu kamar mandi sudah tidak karuan rupa, bentuk dan tempatnya. Cermin penuh dengan coretan-coretan odol..

dan....

Begitu ia melompat ke kamar tidur...

Ia dapati istrinya sedang tiduran sambil membaca komik!!!

?????#$%!###

Melihat kepanikan sang suami, sang istri memandang kepadanya dengan tersenyum.

Dengan penuh keheranan sang suami bertanya: “Apa yang terjadi hari ini wahai istriku?!!”

Sekali lagi sang istri tersenyum seraya berkata:

“Bukankah setiap kali pulang kerja engkau bertanya dengan penuh ketidakpuasan: 'Apa sih yang kamu kerjakan hari ini wahai istriku' bukankah begitu wahai suamiku tersayang?!”

"Betul," jawab sang suami.

“Baik,” kata sang istri, "hari ini, aku tidak melakukan apa yang biasanya aku lakukan”.


***



Subhanallah dari cuplikan kisah di atas ada banyak pesan yang bisa kita petik terlepas dari apakah kisah tersebut nyata adanya atau tidak. Beberapa pesan yang ingin disampaikan adalah:

1. Penting sekali semua orang memahami, betapa orang lain mati-matian dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan betapa besar pengorbanan yang telah dilakukan oleh orang lain itu agar kehidupan ini tetap berimbang, berimbang antara MENGAMBIL dan MEMBERI, TAKE and GIVE.

2. Dan … agar tidak ada yang mengira bahwa dialah satu-satunya orang yang habis-habisan dalam berkorban, menanggung derita, menghadapi kesulitan dan masalah serta menyelesaikannya.

3. Dan … jangan dikira bahwa orang-orang yang ada di sekelilingnya, yang tampaknya santai, diam, dan enak-enakan … jangan dikira bahwa mereka tidak mempunyai andil apa-apa.

4. Oleh karena itu, HARGAILAH JERIH PAYAH DAN KIPRAH ORANG LAIN dan JANGAN MELIHAT DARI SUDUT PANDANG YANG SEMPIT.

Dalam konteks cuplikan kisah tersebut digambarkan betapa suami banyak menuntut kepada seorang istri untuk dapat melakukan banyak hal dengan baik dan sempurna, bahkan apapun yang dilakukan sang istri dilihat tidak ada artinya di hadapan sang suami. Bahkan yang selalu terucap dari sang suami kepada istrinya: "Apa yang terjadi hari ini wahai istriku..?".  Walaupun sejatinya begitu besar hal yang dilakukan oleh sang istri dan mungkin jauh lebih besar dan berat jika dibandingkan oleh yang dilakukan oleh sang suami. Dan sang suami baru tersadar bahwasanya apa yang telah dilakukan sang istri begitu besar dalam kehidupan rumah tangganya ketika suatu waktu sang istri berdiam diri tidak melakukan kegiatan apapun di rumah. Ketika sang suami pulang kerja Ia terkejut dan shok ketika masuk rumah karena ia dapati kondisi rumah yang berantakan. Dan Ia (sang suami) baru tersadar bahwa apa yang selama ini dilakukan Istrinya luar biasa dan begitu besar pengorbanan dalam rumah tangganya.

Jadi sungguh jangan pernah  berfikir bahwa dialah (suami) satu-satunya orang yang habis-habisan dalam berkorban, menanggung derita, menghadapi kesulitan dan masalah serta menyelesaikannya. Sedang dia menganggap bahwa orang-orang yang ada di sekelilingnya tampaknya santai, diam, dan enak-enakan, serta bahkan tidak mempunyai andil apa-apa. Bahkan boleh jadi apa yang dilakukan oleh sang istri berimbang atau bahkan jauh lebih besar dengan apa yang dilakukan oleh sang suami.

Oleh karena itu, HARGAILAH JERIH PAYAH DAN KIPRAH ORANG LAIN dan JANGAN MELIHAT DARI SUDUT PANDANG YANG SEMPIT. 




3 comments:

  1. Subhanallah.... Alhamdulillah kalau masih ada suami yang super sabar di jaman sekarang ini. Dan berbahagialah para istri yang mempunyai suami super sabar. Biasanya, para suami langsung marah, protes dan bersuara keras melihat keadaan seperti itu.

    ReplyDelete
  2. Subhanallah.... Alhamdulillah kalau masih ada suami yang super sabar di jaman sekarang ini. Dan berbahagialah para istri yang mempunyai suami super sabar. Biasanya, para suami langsung marah, protes dan bersuara keras melihat keadaan seperti itu.

    ReplyDelete
  3. Sekarang udah gak jaman lagi make piring beling. Pake aja piring kertas, contohnya tray makanan yang satu ini.
    Buatan Greenpack. Meskipun terbuat dari kertas tapi kalo kena air dan minyak tidak akan bocor. 100% tidak menggunakan plastik , bahan kimia dan juga laminating.

    ReplyDelete