Jendela Keluarga: PENGAGGAS gerakan “Ayah Untuk Semua”, Irwan Rinaldi, atau yang biasa disapa Ayah Irwan, dalam kesempatan acara training for trainers “Feminisme
dan Kesetaraan Gender dalam Perspektif Islam” di AQL Islamic Center,
Tebet Jakarta (27/01/2014) menyatakan bahwa salah satu kunci sukses
kebangkitan Islam adalah dengan mengembalikan sistem tarbiatul awlad (pendidikan anak-anak) a la Rasulullah SAW.
Menurut pria yang aktif memberi konseling keluarga ini, salah satu
indikator sukses dari pendidikan anak a la Rasulullah adalah kematangan
psikologis yang mendahului kematangan fisik.
Salah satu poin penting untuk mendorong hal tersebut adalah lewat
pendidikan karakter, dan menurutnya, pendidikan karakter paling baik
diajarkan oleh ayah.
“Sejak usia dini, anak-anak harus dikenalkan dengan para sahabat Nabi
seperti Umar dan Ali, anak-anak harus kenal mereka baik secara sosok
maupun karakternya. Pengajaran karakter terbaik adalah dari seorang
ayah,” Papar pria yang sempat menjadi relawan tim recovery anak korban perang di Eropa Timur.
Lebih lanjut, menurutnya, persoalan SDM yang dihadapi umat Islam
salah satu penyebabnya adalah anak-anak kaum muslimin yang tidak
berkarakter. Anak-anak yang lemah karena tidak berkarakter ini menjadi
mangsa empuk dari racun pemikiran.
“Ustadz Rahmat Abdullah pernah menasehati saya bahwa ghazwul fikr
terbesar adalah untuk merusak keluarga, terutama menjauhkan ayah dari
anaknya. Akibatnya anak menjadi lemah, dan rentan terhadap pengaruh
buruk seperti racun pemikiran,” ungkapnya.
Irwan juga mengungkapkan bahwa pendidikan sekuler telah menghambat
kedewasaan psikologis anak dengan memutuskan bahwa “kedewasaan” itu
dicapai pada umur 18 tahun.
“Padahal jika dilihat dalam sejarah Islam, banyak sekali
pemuda-pemuda di bawah umur 18 tahun yang sudah mampu mengemban amanat
besar dengan baik,” tutupnya.
Sumber: islampos.com
0 comments:
Post a Comment