Selamat Datang di Web Jendela Keluarga Aris Nurkholis - Ratih Kusuma Wardani

Friday, February 14, 2014

Tidak Pernah Terlambat Untuk Menikah




Jendela Keluarga: Pernikahan benar-benar merupakan suatu misteri, rahasia Tuhan yang tidak bisa ditebak oleh manusia. Akan menikah dengan siap, menikah di usia berapa, dari mana asal kelahiran sang jodoh, manusia hanya bisa merencanakan dan mengusahakan. Namun keputusan akhir tetap ada pada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Saya pernah berdiskusi dengan seorang teman lelaki yang sampai usia di atas 50 tahun ia belum juga menikah. Ketika saya tanya tentang rencana untuk menikah, dia mengatakan, “Sudah terlalu tua bagi saya untuk menikah. Sudah terlambat”, katanya. Ia memilih untuk membujang dan tidak menikah. Tidak jarang kita jumpai laki-laki atau perempuan yang merasa sudah tua hingga akhirnya memutuskan untuk tidak melaksanakan pernikahan.

Benarkah ada usia yang dikatakan “terlambat” untuk melaksanakan pernikahan? Lalu apa korelasi usia dengan sebuah prosesi pernikahan.

Pertimbangan Usia dalam Pernikahan

Tentu saja ada pengaruh yang kuat antara usia dengan pernikahan. Namun dalam tulisan kali ini, saya hanya fokus pada dua aspek saja, yaitu faktor kebahagiaan dalam hidup dan faktor keturunan.

Pertama, faktor kebahagiaan. Jika menikah di usia yang relatif muda, maka akan bisa merasakan kebahagiaan dalam pernikahan yang lebih kuat dan lebih lama. Fitrah manusia adalah berpasangan. Agama memberikan jalan yang sah untuk mengikat kecenderungan berpasangan ini, dengan jalan pernikahan. Dengan pernikahan, maka berbagai fitrah kemanusiaan kepada pasangan hidup bisa tersalurkan secara benar dan bertanggung jawab.

Kehidupan manusia akan lebih mencapai keseimbangan dan kestabilan, apabila fitrah berpasangan ini disalurkan secara benar. Dengan menikah, hidup akan seimbang lahir dan batin, jasmani dan ruhani. Kebahagiaan manusia akan terasa berkurang, di saat mereka mencapai sukses besar dalam hidup, namun belum ada pasangan yang mendampinginya. Pasangan hidup inilah yang menggenapkan kebahagiaan dan memastikan tercapainya rasa bahagia secara optimal dalam kehidupan manusia.

Kedua, faktor keturunan. Salah satu tujuan pernikahan adalah untuk mendapatkan anak atau keturunan. Tentu ada sangat banyak resiko, jika melahirkan anak di atas usia empat puluh tahun, apalagi kalau di atas limapuluh tahun. Idealnya, melahirkan anak itu pada rentang usia duapuluh tahun, hingga usia tigapuluh tahun, sebelum mencapai usia empatpuluh. Dengan demikian, pernikahan pada usia di atas limapuluh tahun, tentu tidak lagi bertujuan untuk mendapatkan keturunan dari pernikahan tersebut.

Sangat bagus apabila perempuan bisa menikah di usia duapuluhan –kepala dua—agar bisa mendapatkan anak dalam usia ibu yang masih muda. Pernikahan di bawah usia duapuluh tahun, tentu boleh saja dilakukan, selama sudah memiliki kematangan psikis. Jika belum memiliki kesiapan dan kematangan mental, akan sangat banyak problem dalam keluarga, disebabkan mereka belum dewasa secara kejiwaan. Banyak konflik yang bisa muncul akibat ketidakdewasaan menghadapi persoalan keluarga.

Pernikahan di Usia Tua

Tidak masalah menikah di usia tua, karena usia bukan penghalang untuk melaksanakan pernikahan. Jika di masa muda ada hal-hal yang membuat seseorang terhalangi untuk melaksanakan pernikahan, janganlah hal itu membuatnya menjadi bersikap vatalis dengan memutuskan tidak mau menikah sama sekali. Mungkin ada yang beralasan karena sudah terlalu tua, padahal usianya belum sampai 90 atau 100 tahun…

FItrah manusia untuk menyalurkan hasrat kepada pasangan hidup, harus dibingkai dalam pernikahan yang sah menurut agama dan negara, supaya bisa mendapatkan kebahagiaan yang optimal. Jika fitrah tersebut disalurkan secara sembarangan, tanpa pernikahan, akan memunculkan banyak masalah dan bahkan penyakit. Jadi walaupun sudah berusia tua, menikah bukanlah suatu hal yang aib.

Di zaman sekarang ada banyak pasangan yang menikah di usia yang sudah tua. Ted Parsons dan Jean Reed adalah contoh pasangan yang menikah di usia yang sudah tua. Mereka menjadi pengantin baru di usia sembilan puluhan tahun. Ted (98 tahun) dan Jean (90 tahun) tercatat sebagai pasangan paling tua di Inggris yang melangsungkan pernikahan. Namun rekor dunia untuk pasangan menikah tertua di dunia masih dipegang oleh pasangan Lillian Hartley dan Allam Marks. Lillian berusia 95 tahun dan Allam berusia 98 tahun saat mengikat janji pernikahan.

Membicarakan masa-masa sebelum menikah, Ted menjelaskan bahwa mereka biasa pergi berdua namun tidak romantis karena sudah sama-sama tua. “Jika aku harus berlutut untuk melamarnya, mungkin aku butuh bantuan untuk berdiri lagi,” ungkap Ted bercanda.

Ted pertama kali bertemu dengan Jean 20 tahun lalu di New Malden dan kini mereka memutuskan untuk menikah dengan menggelar upacara sederhana. Ted dan Jean mengenakan pakaian resmi sama-sama memakai tongkat, berjalan bergandengan diiringi Andrew, anak bungsu Ted.

Setelah resmi menjadi suami istri kini mereka berencana bulan madu ke wilayah pantai utara dengan mengendarai mobil. Ted sendiri hanya punya jatah perpanjangan 3 tahun untuk SIM-nya. “Saya akan menjaga Jean seumur hidupku dan dia pun akan merawatku,” ucap Ted.

Upacara Pernikahan di Usia 103 Tahun

Ada lagi kisah upacara pernikahan pada usia yang sudah di atas 100 tahun. Hal ini menandakan, bahwa pernikahan yang sah bisa dilakukan oleh siapa saja yang menghendakinya. Tidak pandang usia.

Di usia 103 tahun, Jose Manuel Riella menggelar upacara pernikahan bersama sang istri tercinta, Martina Lopez (99 tahun). Bagi pasangan asal Paraguay ini, usia tidak menjadi halangan untuk menyelenggarakan sebuah upacara pernikahan. Keduanya sudah menikah melalui catatan sipil, namun mereka ingin menyelenggarakan upacara pernikahan secara keagamaan. Pasangan yang telah menikah selama 80 tahun tersebut menggelar prosesi pernikahan secara agama, setelah mendapat desakan dari delapan anak mereka.

“Anak-anak saya ingin kami menikah. Mereka mengatakan kepada saya bahwa ini yang mereka inginkan,” ujar Lopez seperti dilansir kantor berita Reuters. Saat ini, Lopez dan Riella telah memiliki 50 cucu, 35 cicit, dan 20 buyut. 

Waw, luar biasa semangat hidup mereka. Walaupun sudah berusia lanjut, namun melaksanakan pernikahan dengan prosesi keagamaan tetap mereka lakukan, demi mendapatkan ketenangan dalam hidup.

Jadi, memang tidak pernah terlambat untuk menikah…..

Oleh: Ustd. Cahyaddi Takariawan

Sumber: kompasiana.com/PakCah

0 comments:

Post a Comment