Jendela Keluarga: Pada pembelajaran di SD/MI dan sederajat, Kurikulum 2013 menyarankan
keutamaan penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan tematik
terpadu (PTP) atau pembelajaran tematik integratif. Mengapa demikian?
Tentunya ada banyak manfaat yang dapat diraih oleh pembelajaran yang
mengimplementasikan model pembelajaran ini. Berikut beberapa di
antaranya:
Melalui penerapan model pembelajaran tematik terpadu (PTP) maka akan tercipta suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan.
Suasana kelas memungkinkan semua orang yang ada di dalamnya (utamanya
siswa dan guru) akan mempunyai perasaan bersedia menanggung resiko
bersama-sama. Contohnya saja, semua orang yang ada di dalam kelas akan
berusaha menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang bahkan berupa pertanyaan
yang tidak semestinya atau tidak benar tanpa harus menyinggung perasaan
sang penanya. Prosedur-prosedur kerja keseharian, memastikan bahwa semua
jadwal dapat diprediksi, dan terdapat jaminan bahwa siswa akan merasa
aman saat berada di kelas maupun di luar kelas. Keterampilan hidup
yang dipelajari dapat dikenali, didiskusikan dan dipraktikkan oleh siswa
dengan interaksi yang tepat dan dengan perasaan senang di dalam
komunitasnya di ruang kelas.
Penerapan Pembelajaran Tematik Teerpadu (PTP) mendorong siswa untuk belajar memecahkan masalah sosial dan saling menghargai
Di dalam kehidupan mereka nanti pada saat bermasyarakat di usia
dewasanya, siswa-siswa kelas rendah sangat perlu untuk menguasai
berbagai keterampilan sosial. Mereka harus mampu dan mempuanyai
keterampilan bekerjasama di dalam kelompoknya, melakukan kolaborasi
dengan berbagai rekan kerja atau siapa saja, belajar berada di dalam
kelompok, dan kemampuan memecahkan konflik di antara anggota kelompok
yang selanjutnya akan mendodong mereka untuk dapat memecahkan masalah
sosial di sekitarnya dengan tetap saling menghargai.
Lingkungan belajar yang ramah pada pendekatan pembelajaran terpadu
tematik memberikan peluang sebesar-besarnya bagi siswa untuk belajar
dengan lebih baik
Di dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran tematik
terpadu, guru harus dapat menggunakan seoptimal mungkin semua lingkungan
belajar yang ada di sekitar. Optimalisasi lingkungan belajar akan
menciptakan kelas menjadi tempat yang ramah otak untuk pembelajaran.
Dengan cara ini, maka guru telah memberikan peluang yang
sebesar-besarnya bagi semua siswa untuk mengeksplorasi materi ajar
secara luas dan mendalam, kemudian melibatkan mereka secara langsung
dalam aktivitas belajar-mengajar.
Kecepatan proses pengolahan informasioleh siswa melalui pembelajaran tematik terpadu
Siswa, melalui pendekatan pembelajaran tematik terpadu akan membuat
mereka secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi yang
disediakan. Proses pengolahan informasi oleh siswa ini tentu tidak hanya
dalam hal kuantitas, tetapi yang penting juga adalah kualitasnya.
Melalui pendekatan tematik terpadu dapat membantu siswa dalam
mengeksplorasi konsep-konsep baru dan membantu mereka agar siap
mengembangkan pengetahuannya.
Aplikasi materi pembelajaran langsung dalam konteks kehidupan sehari-hari (real life situation)
Beberapa waktu yang lalu santer dibicarakan tentang pembelajaran di
kelas yang harus berangkat dari masalah nyata dari kehidupan sehari-hari
siswa (
real life situation) atau kontekstual. Pembelajaran
tematik terpadu adalah pembelajaran yang sangat bersesuaian dengan
prinsip kontekstualitas pembelajaran di kelas ini. Pada model
pembelajaran tematik terpadu, materi pembelajaran yang disampaikan oleh
guru seharusnya akan dapat diaplikasikan langsung oleh siswa dalam
konteks kehidupannya sehari-hari.
Model pembelajaran tematik terpadu menganut prinsip mastery learning (belajar tuntas)
Di kelas siapapun guru pasti maklum betul bahwa kecepatan belajar siswa
sangatlah variatif dan beragam. Hal ini harus diakomodasi oleh guru
sehingga semua siswanya memperoleh kesempatan untuk menguasai materi
ajar. Dalam model pembelajaran tematik terpadu, siswa-siswa yang relatif
mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan program belajar
dimungkinkan untuk mengejar ketertinggalanya dengan dibantu oleh guru
melalui pemberian bimbingan khusus dan penerapan prinsip belajar tuntas.
Selanjutnya, dengan program pembelajaran yang bersifat ramah otak
memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan
variasi cara penilaian.
0 comments:
Post a Comment