Jendela Keluarga: Ayat-ayat Al-Qur’an
dan hadits Nabi sallallahu’alaihi wa sallam telah menunjukkan akan kewajiban
memenuhi janji dan sumpah setia. Serta menjelaskan buruknya orang yang
melanggarnya atau tidak menepatinya. Terkadang tidak menepati (janji dan sumpa
setia) mengarah kepada kekafiran. Sebagaimana terjadi pada Bani Israil dan
lainnya. Ketika mereka melanggar janji dan sumpah setia dengan Tuhannya. Mereka
meninggalkan janji Allah berupa keimanan, mengikuti para Rasul-Nya.
Allah berfirman,
"Dan
penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.’ QS. Al-Isra’: 34.
‘dan penuhilah
janji Allah.’"
(QS. Al-An’am: 152)
Dan Allah berfirman ketika menyanjung para hamba-Nya orang-orang mukmin,
"(yaitu)
orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian." (QS Ar-Ra’du: 20)
Nash-nash dalam Kitab dan Sunnah banyak dan jelas petunjuknya akan
kewajiban memenuhi (janji) dan haramnya melanggar dan
berkhianat. Semua ayat yang ada lafaz janji dan sumpah setia menunjukkan hal
itu baik secara tekstual maupun pemahaman. Dan perilaku Nabi sallallahu’alaihi
wa sallam dan para shahabatnya adalah bukti nyata dalam realisasinya.
Allah menyebutkan
manfaat besar di dunia dan akhirat jika seseorang memenuhi janjinya, disamping
manfaat nyata bagi kebaikan masyarakat yang berkesinambungan. Di antara
manfaat tersebut adalah,
- Dalam Al-Quran disebutkan bahwa memenuhi janji termasuk sifat orang-orang
bertakwa sekaligus sebab utama dalam menggapai ketakwaan.
Allah Ta’ala berfirman,
‘(Bukan demikian),
sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan
bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.’ (QS. Ali
Imran: 76)
- Menepati janji termasuk sebab mendatangkan keamanan di dunia dan menghindari
pertumpahan darah, melindungi hak para hamba, baik yang muslim maupun kafir.
Sebagaimana firmanTa’ala
وَإِنِ
اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلا عَلَى قَوْمٍ
بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (سورة
الأنفال: 72)
“(Akan
tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan)
agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah
ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan." (QS. Al-Anfal: 72)
- Dapat
menghapus kesalahan dan memasukkan ke surga. Sebagaimana yang kita dapatkan dalam Firman-Nya, "Dan
penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu." (QS. Al-Baqarah: 40)
Ibnu Jarir rahimahullah berkomentar, "Janji
(Allah) kepada mereka, kalau mereka melakukan hal itu, maka (Allah) akan
memasukkan mereka ke surga."
Di surat Al-Maidah, Allah Subahanhu wa ta'ala menyebutkan
bahwa Dia telah mengambil janji kuat kepada Bani Israil, kemudian disebutkan
balasan janji kuat beserta balasannya. Dalam Firman-Nya, "Sesungguhnya Aku
akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga
yang mengalir air didalamnya sungai-sungai." (QS. Al-Maidah: 12)
Dan atsar lainnya yang dengan jelas (menyebutkan hal itu)
bagi setiap orang yang mentadaburi Kitabullah dan merenungi sunnah Rasulullah,
baik dalam perkataan maupun amalnya.
Ayat-ayat dan hadits-hadits dalam bab ini banyak, kami
nasehatkan merujuk kitab ‘Riyadus Sholihin’ karangan Imam Nawawi rahimahullah.
Dan kitab ‘At-Targhib Wa At-Tarhib’ karangan Imam Mundziri rahimahullah
Pengkhianatan adalah lawan kata dari amanah dan memenuhi (janji). Kalau
amanah dan memenuhi janji termasuk karakter keimanan dan ketakwaan, maka khianat
dan melanggar (janji) termasuk karakter kenifakan dan kedurhakaan.
Na'uzubillah.
Dari Abdullah bin Amr radhiallahu’anhuma, dia berkata, Rasulullah
sallallahu’alahi wa sallam bersabda:
أَرْبَعٌ
مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَلَّةٌ
مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَلَّةٌ مِنْ نِفَاقٍ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا حَدَّثَ
كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ ،
وَإِنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ (
رواه البخاري، رقم 3178 و مسلم، رقم 58)
“Empat (prilaku)
kalau seseorang ada padanya, maka dia termasuk benar-benar orang munafik. Kalau
berbicara berdusta, jika berjanji tidak menepati, jika bersumpah khianat, jika
bertikai, melampau batas. Barangsiapa yang terdapat salah satu dari sifat
tersebut, maka dia memiliki sifat kemunafikan sampai dia
meninggalkannya." (HR. Bukhari, 3178 dan Muslim, 58)
Dari Ali bin Abi
Thalib radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alahi wa sallam
bersabda,
مَنْ
أَخْفَرَ مُسْلِمًا ، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ
أَجْمَعِينَ ، لاَ يُقْبَلُ مِنْهُ صَرْفٌ وَلا عَدْلٌ ( رواه البخاري، رقم
1870 و مسلم، رقم 1370)
"Barangsiapa
yang tidak menepati janji seorang muslim, maka dia mendapat laknat Allah,
malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusan."
(HR. Bukhari, 1870 dan Muslim, 1370)
Dari Abdullah bin
Umar radhiallahu’anhuma dari Rasulullah sallallahu’alaihi wa salam bersabda,
إِنَّ
الْغَادِرَ يَنْصِبُ اللَّهُ لَهُ لِوَاءً يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُقَالُ أَلَا
هَذِهِ غَدْرَةُ فُلَانٍ (رواه البخاري، رقم 6178، و مسلم، رقم 1735)
"Sungguh,
Allah akan tancapkan bendera bagi orang yang berkhianat di hari kiamat. Lalu
dikatakan: ‘Ketahuilah ini adalah pengkhianatan di fulan." (HR. Bukhari,
no. 6178, dan Muslim, no. 1735)
Kita memohon kepada Allah agar senantiasa dijadikan orang-orang yang menepati janji dan sumpah setia. Serta kita berlindung dari pengkhianatan dan melanggar janji. Semoga kita juga mendapatkan taufik agar baik dalam perkataan dan perbuatan. Segala puji hanya milik Allah Tuhan seluruh alam. Silahkan merujuk kitab Al-‘Ahdu Wal Mitsaq Fil Al-Qur’an Al-Karim, karangang Prof. DR. Nasir Sulaiman Al-Umar.
0 comments:
Post a Comment