Jendela Keluarga: Bukan cinta yang menjadi sebab
mereka berlayar | tapi justru berlayarlah yang membuat mereka semakin
cinta | untuk cintamu pada Rabbmu, Nabimu, Agamamu, pada umat manusia pada orang tuamu, pada adik-kakakmu, pada suami-istrimu, pada anakmu, pada masa depanmu | jika cinta berbuatlah
| ukuran termudah dan logis tentang cinta adalah amal | yaitu tentang
pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan untuk cinta-cinta kita | mudah
melihat bukti cinta seorang ibu dengan melihat kerasnya dia mengurus
anak dari mata terbuka hingga mata terpejam | cinta itu tindakan
| itu yang membuat cinta logis dan terukur | semakin banyak yang kita
lakukan, semakin banyak cinta yang kita miliki | semakin besar hal yang
kita perbuat, semakin besar pula gambaran keagungan cinta kita | maka
jika cinta berbuatlah | cinta adalah kebaikan | diksi kata cinta adalah
baik dan positif | lawannya benci | deskripsi kata cinta adalah pemimpin
agung yang adil | bukan perompak kejam yang pembius | cinta juga
dideskripsikan sebagai ibu baik hati yang cantik, bukan nenek sihir
jahat bersuara parau | sederhananya cinta adalah gambaran penuh kebaikan
| cukup dengannya mampu memperbaiki segalanya | maka cinta membuat
pelakunya akan semakin membaik, atau memantaskan diri menjadi lebih baik
| para pecinta sadar, pencarian sejati manusia adalah pencarian tentang
kebaikan | tak peduli siapapun kita, karenanya juga para pecinta tau,
sewaktu mereka memutuskan untuk mencintai | mereka akan dinanti
kebaikannya oleh sang cinta itu fitrahnya | muara cinta dari sepasang
manusia | adalah pernikahan | maka di sanalah muara kebaikan dari setiap
lelaki, dan perempuan tersalur | ini beratnya, karna kebaikan tidak
berteman lama dengan kepura-puraan | tampak baik cukup untuk memikat
semua perempuan atau laki-laki | tapi belum tentu cukup untuk merawat
kesetiaan | betapa banyak hubungan pernikahan kandas | hanya karena
alasan, ia tak sebaik kelihatannya | berbuat baik adalah perintah
setelah ruku’ dan sujud, seperti halnya ruku’ dan sujud | berbuat baik
tidak bisa pura-pura | ada keikhlasan di sana | hanya untuk Allah dan
berharap balas hanya dari Allah | di sini tidak ada ruang untuk,
kepura-puraan | karna Allah Maha Tau Segalanya | “Hai orang-orang beriman, ruku’ sujud sembahlah Tuhanmu, dan berbuatlah kebaikan.
(dinukil dari seorang motivator Ridwan Kamil)
Baiti Jannati, rumahku adalah surgaku. Jargon yang biasa terdendang
di setiap jiwa-jiwa penghuninya. Entah itu berupa kiasan atau benar
adanya. Tak hanya semata-mata bermakna rumahku surgaku. Karena kata itu
begitu melangit adanya, jika tidak setara dengan jiwa penghuninya.
Mungkin kalian akan berpikir sejenak dan sependapat mengatakan, ya.
“Hai orang-orang yang beriman. Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (At-Tahrim: 6)
Jika cinta maka bertindaklah dengan kebaikan. Seperti halnya
sepenggal surah tersebut, tak sekadar memotivasi. Bahwa cinta adalah
tindakan, terhadap keluarga pun demikian. Keluarga adalah keutuhan cinta
dalam bahtera rumah tangga, berlayar di samudera kehidupan dan bermuara
di pelabuhan akhirat nantinya. Di dalamnya berisikan sebuah
pembelajaran kehidupan untuk bekal akhirat terhadap setiap penghuninya.
Jika kita semakin cinta maka kita akan bertindak lebih baik untuk
keluarga, entah pada suami yang berjuang dalam peluhnya terik matahari,
istri yang selalu mendampingi, anak-anak yang menghibur hati dan
keluarga besar yang selalu ada untuk menyemangati. Karna cinta menjadi
memotivasi manusia terbesar dalam hal apapun.
Seperti halnya cinta kita pada Sang Pencipta, cinta di atas
segalanya. Jika cinta bertindaklah, menaati segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya. Untuk bisa bertemu dengan Sang Maha Cinta.
Sungguh indah. Membayangkannya pun merasakan nuansa yang begitu syahdu.
Ketika cinta pada Rabbmu, Nabimu, Agamamu dan Keluargamu, menjadikan
sebab kita cinta. Aaahhhh!!! Itu ada tiap impian individu manusia,
fitrahnya. Dan kitapun dapat menggambarkan bagaimana surganya rumah kita
di dunia dengan melihat isian dari karakter yang menjadikan lahirnya
pribadi-pribadi dari setiap jiwa penghuninya. Cukup kita menengok diri
kita saat ini, yup! Sejauh mana makna cinta keluarga itu?
Jika cinta maka bertindaklah, saling mengingatkan adalah bentuk
cinta. Itu sebabnya saya ingin berbagi cinta dengan kalian. Bersyukur
bila mengena di hati. Itu tandanya ada yang perlu diperbaiki dalam diri.
Karna sejatinya manusia adalah berproses dan bertindak untuk lebih
baik. Ingat proses saat kita tercipta, terlahir, tumbuh dewasa, sekolah,
berkeluarga dan kematian pada awal kehidupan selanjutnya. Yup!!!
Berproses menuju kebaikan. “Hai orang-orang beriman, ruku’ sujud
sembahlah Tuhanmu, dan berbuatlah kebaikan.” Sudah diserukan sejak
manusia tercipta dan tertulis dalam lauhul mahfuz. Untuk manusia-manusia
pilihan yang beriman. Jika cinta maka bertindaklah.
0 comments:
Post a Comment