Jendela Keluarga: John dan Ann Betar layak
berbahagia. Mereka merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke 81.
Pasangan asal Connecticut, Amerika Serikat itu termasuk “makhluk langka” di sebuah negara adidaya seperti
Amerika, dimana pernikahan dan keluarga bukan menjadi tema sentral pada
umumnya kehidupan masyarakat mereka.
Ann saat ini berusia 98 tahun dan John
berusia 102 tahun, mencoba mengingat kembali sumber utama perselisihan
mereka. “Ini hanya tentang memasak. Itulah satu-satunya konflik yang
pernah kami alami,” kata Ann. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai
5 anak, 14 cucu dan 16 cicit. “Ini karena cinta tanpa syarat dan saling
memahami,” ujar Ann.
Cinta Tanpa Syarat
Ungkapan Ann Betar tersebut sangat menarik,
“Ini karena cinta tanpa syarat dan saling memahami.” Sering kita jumpai
dalam kehidupan keluarga, suami dan isteri yang sering terlibat konflik
berkepanjangan karena tidak mampu memahami pasangan. Bahwa dalam
keluarga selalu ada perbedaan dan pertengkaran, itu wajar saja. Namun
ketika suami dan isteri sudah menetapka “cinta tanpa syarat” dan saling
memahami, maka perbedaan dan pertengkaran tidak membesar menjadi konflik
yang merusakkan kebahagiaan keluarga.
Keluarga John dan Ann sudah pasti tidak
terlepas dan problematika. Namun mereka sudah memiliki rumus dan cara
untuk menghadapinya. “Pernikahan bukan sesuatu yang mesra. Selama 80
tahun, Anda belajar menerima cara hidup pasangan,
kesepahaman, ketidaksepahaman, perselisihan tentang anak-anak kami, dan
persiapan membesarkan anak-anak. Kepentingan utama adalah anak-anak,”
ujar and Ann Betar.
Dalam wawancara dengan ABC, Ann dan John
berbagi resep langgeng pernikahan mereka. “Akur, berkompromi, jalani
hidup dengan penuh arti dan berguna,” ujar John. “Dan biarkan istrimu
yang menjadi bos,” tambahnya. Sementara itu menurut Ann, untuk membuat
sebuah hubungan pernikahan bertahan diperlukan suatu komitmen besar.
“Kamu sudah tahu apa komitmenmu dan cobalah hidup dengan menjalani itu,
memahami satu sama lain,” tuturnya.
Selama menjalani pernikahan hal tersulit yang
pernah dialami adalah ketika mereka kehilangan dua anak. Keduanya
sangat sedih, namun berhasil melalui cobaan tersebut dan kembali
menjalani hidup hingga usia pernikahan mereka terus bertambah. Mereka
berdua tidak larut dalam kesedihan, namun memilih fokus untuk hidup
bahagia di sisa usai mereka bersama tiga anak yang masih ada dengan 14
cucu serta 16 cicit.
Mensepakati Rumus Kebahagiaan
Suami isteri harus memiliki rumus
kebahagaiaan yang disepakati bersama. Bagaimana cara yang harus mereka
tempuh untuk menjaga dan menguatkan kebahagiaan dalam keluarga, harus
menjadi rumus yang disepakati bersama. Semakin lama usia pernikahan,
semakin tua usia masing-masing pihak, harus semakin bijak dalam
mensiasati kebahagiaan dalam kehidupan keluarga.
Banyak kegagalan dalam hidup berumah tangga,
disebabkan karena ketiadaan rumus kebahagiaan antara suami dan isteri.
Mereka belum menemukan rumus yang disepakati sebagai jalan menempuh
kehidupan yang langgeng dan bahagia. Keduanya masih berjibaku
mempertahankan dan memenangkan ego masing-masing. Tidak saling mengalah,
tidak saling mendekat, tidak saling memahami, tidak saling mengerti.
Akhirnya mereka tidak menemukan kebahagiaan dalam hidup berumah tangga.
Rumus kebahagiaan John dan Ann sederhana saja. “Ini karena cinta tanpa syarat dan saling memahami”.
Cobalah untuk mendapatkannya bersama pasangan anda.
Sumber: kompasiana.com/PakCah
Sumber: kompasiana.com/PakCah
0 comments:
Post a Comment