1. Menepati janji dalam membayar hutang
Rasulullah
berkisah: Ada
seorang Bani Israil (A) yang meminjam 1000 dinar kepada salah seorang dari Bani
Israil (B).
Si
B meminta A untuk mendatangkan saksi. Si A berkata : Cukuplah Allah sebagai
saksi. Si B meminta ditunjukkan kafil (penjamin). Si A menjawab cukuplah Allah
sebagai penjamin.
Si
B percaya dan ia berikan 1000 dinar itu, sesuai dengan batas waktu yang
disepakati bersama.Lalu si A pulang ke kampungnya di seberang sana.
Ia kumpulkan uang hingga cukup jumlahnya samapai batas waktu pembayarannya.
Ketika jatuh tempo itulah si A mencari kapal
penyebrangan untuk membayar hutangnya. Tetapi tidak ada kapal penyebrangan hari
itu.
Akhirnya si A mengambil sebatang kayu, ia lubangai
kayu itu dania masukkan 1000 dinar pinjamannya itu disertai pesan kepada
saudaranya di seberang. Ia ceburkan kayu itu ke laut, disertai doa:
”Ya Allah Engkau Yang Maha Mengetahui, bahwa saya
pernah berhutang 1000 dinar kepada seseorang, ketika ia meminta jaminan, saya
katakan : “Cukuplah Allah sebagai penjamin” dan ia menerima. Ketika ia meminta
saksi, saya katakan : “Cukuplah Allah sebagai saksi” dan iapun menerima. Dan
sekarang saya sudah berusaha mencari penyebrangan untuk membayarkannya, tetapi
saya tidak menemukannya, maka sekarang saya titipkan ini kepadamu Ya Allah”.
Setelah itu ia pergi sambil mencari kapal yang
bisa menyeberangkannya. Si B yang dijanjikan dibayar pada hari itupun keluar ke pantai menunggu
kapal yang datang, menjemnput Si A yang meminjam uang kepadanya. Kapal tidak ada yang merapat. Akhirnya ia
memutuskan pulang. Ketika hendak pulang itulah ia melihat kayu mengapung. Daripada pulang dengan
tangan kosong ia ambil kayu itu, siapa tahu berguna untuk kayu bakar.
Sesampai di rumah kayu itu ia belah untuk
dijadikan kayu bakar. Ketika dibelah, ditemukanlah 1000 dinar dan catatan dari
si A diseberang.
Si A yang terus berusaha mencari kapal penyebrangan
akhirnya menemukannya. Dan berhasil menyebrang ke rumah si B.
Sesampainya di rumah B, si A menyodorkan 1000
dinar, dengan mengatakan : “Demi Allah, saya telah berusaha semaksimal mungkin
untuk mendapatkan kapal penyeberangan guna membayar hutang, dan saya tidak
menemukannya kecuali hari ini.
Kata si B. “Tidakkah kamu telah mengirimkannya
kepadaku?
Kata A: “ Bukankan telah saya katakan bahwa saya
tidak mendapatkan kapal penyebrangan.
Kata si B:”Sesungguhnya Allah telah menyampaikan
kepadaku apa yang engkau letakkan di dalam kayu bakar. (Ibn Katsir, 1: 447)
a.
Abdullah bin Amir
Abdullah bin Amir berkata, ”Suatu hari ibuku
memanggilku sedangkan Rasulullah sedang duduk di rumah kami, maka ibuku
berkata, ’Hai, kemari, akan kuberi kamu’ Maka Rasulullah berkata kepada
ibuku, ’Apakah engkau mau memberinya?’ Ibuku menjawab, ’Aku mau memberinya
kurma’ Berkata Rasulullah, ’Apabila engkau tidak memberinya sesuatu sungguh
akan ditulis sebagai kebohongan.” (HR. Baihaqi dalam Syu’banul Iman).
Pelajaran dari kisah ini: Jika kita melakukan itu
kepada anak-anak sedangkan yang sebenarnya tidak ingin memberinya, maka berarti
-
mengarjakan kebohongan
-
mengajarkan untuk tidak
menepati janji
-
mendorong untuk tidak tsiqoh
b.
Abdullah bin Abil Hasma
Aku berjual-beli dengan Nabi SAW sebelum b’tsah,
aku menyisakan kembalian pada beliau, lalu aku berjanji akan membawanya di
suatu tempat, tapi aku lupa. Aku ingat setelah tiga hari kemudian, lalu aku
mendatangi tempat itu dan aku dapati beliau ada di tempat itu. Beliau berkata,
”Sungguh engkau telah menyusahkanku. Aku di sini sejak tiga hari menunggumu”
(HR. Abu Daud)
c.
Jabir bin Abdillah
Jabir bin Abdillah berkata, ”Ketika meninggalnya
Rasullah SAW dan datang kepada Abu Bakar harta benda dari Hadhrami, maka
berkata Abu Bakar, ’Siapa yang memiliki piutang kepada Nabi SAW atau pernah
dijanjikan sesuatu oleh beliua, datanglah kepada kami’ Maka Jabir berkata, ’Aku
pernah dijanjikan Nabi akan diberi ini, ini, ini” sambil membentangkan
tangannya tiga kali. Jabi berkata, ’Maka Abu Bakar memberikan 500’. Abu Bakar
berkata, ’Ambil lagi yang sebanyak itu!’ (HR. Bukhori-Muslim)
d.
Ibnu Juhaifah dan Abu Bakar
Abi Juhaifah pernah dijanjikan oleh Rasulullah SAW
akan diberi 13 qulush (onta betina muda) lalu aku mendatanginya, tapi beliau
wafat hingga aku tidak diberi apapun. Ketika Abu Bakar menjadi Khalifah, beliau
berkata, ’Siapa yang memiliki janji dengan Rasulullah Saw, datanglah
kepadaku.’ Maka aku berdiri dan memberitahukannya lalu beliau memerintahkan
untuk memberi kepada kami.” (HR. Tirmidzi)
2.
Kewajiban tepat janji dan ancaman bagi yang tidak
menepatinya
- Tidak menepati janji adalah salah satu ciri kemunafikan. Rasulullah bersabda : “Ada empat hal jika ada pada seseorang maka jadilah ia munafik tulen, dan jika ada sebagainnya maka ia memiliki ciri-ciri kemunafukan, hingga ia bisa meninggalkannya. 1). Jika dipercaya ia berkhianat, 2). Jika berbicara ia berdusta, 3). Jika berjanji mengingkari, 4). Jika berdebat ia curang.” Muttafaq alaih
- Menjadi musuh Allah di hari kiamat. Sabda Nabi : Allah berfirman ”Ada tiga orang yang menjadi musuhku di hari kiamat:1). Orang yang menjanjikan pemberian lalu mengingkari, 2). Orang yang menjual orang merdeka lalu ia makan hasilnya, 3). Orang yang mempekerjakan seseorang dan telah memenuhi permintaannya lalu tidak dibayrakan upahnya.” HR. Al Bukhariy.
0 comments:
Post a Comment